dc.contributor.author | Thohirun | |
dc.contributor.author | Mury Ririanty | |
dc.contributor.author | Iken Nafikadini | |
dc.date.accessioned | 2016-05-04T04:12:07Z | |
dc.date.available | 2016-05-04T04:12:07Z | |
dc.date.issued | 2016-05-04 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/73694 | |
dc.description | Lembaga Penelitian Universitas Jember
Jl. Kalimantan 37 Jember
Telepon 0331 337818 | en_US |
dc.description.abstract | Warung kopi di Kabupaten Jember tidak terhitung jumlahnya. Hal ini terjadi karena aktivitas ngopi adalah aktivitas yang disukai oleh sebagian besar masyarakat Kabupaten Jember, utamanya bagi laki-laki. Warung kopi saat ini banyak yang identik dengan aktivitas mengarah ke hiburan. Karena adanya perempuan-perempuan yang ikut melayani menghidangkan kopi dengan gaya mereka sendiri. Perempuan ini oleh peneliti kemudian disebut sebagai Dakocan atau Pedagang Kopi Cantik. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menggambarkan pemetaan secara fisik dan sosial terhadap warung kopi yang di dalamnya terdapat ‘dakocan’, serta menganalisis persepsi masyarakat Kabupaten Jember tentang keberadaan ‘dakocan’ dalam warung kopi tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengungkapkan seberapa besar persebaran ‘dakocan’pada warung kopi di Kabupaten Jember dan bagaimanakah pandangan masyarakat terhadap adanya ‘dakocan’ di beberapa warung kopi. Subjek penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar warung kopi yang di dalamnya terdapat ‘dakocan’. Hasilnya sebagian besar masyarakat tidak mempermasalahkan adanya ‘dakocan’ dalam warung kopi. Mereka menganggap hal tersebut adalah wajar asalkan tidak mengganggu orang lain maupun masyarakat yang ada disekitar mereka. Sedangkan hasil maping menunjukkan ada 7 wilayah kecamatan terdapat warung kopi memiliki dakocan >5 titik wilayah dari 31 kecamatan yang ada di Kabupaten Jember. Namun peneliti tidak melihat adanya sistem yang baik untuk meminimalisir adanya potensi penyimpangan, utamanya yang berkaitan dengan aktivitas seksual yang dilakukan oleh ‘dakocan’ dan pelanggan warung kopi tersebut. Oleh karena itu perlu ada regulasi yang jelas dengan analisis situasi melibatkan pemangku kebijakan wilayah dan adanya penelitian lebih lanjut secara kualitatif tentang aktivitas dakocan. | en_US |
dc.description.sponsorship | Hibah Fundamental - 2015 | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | FKM - 2015 | en_US |
dc.relation.ispartofseries | Hibah Fundamental;2015 | |
dc.subject | warung kopi | en_US |
dc.subject | jember | en_US |
dc.subject | seks | en_US |
dc.subject | dakocan | en_US |
dc.subject | ngopi | en_US |
dc.title | ‘DAKOCAN’ DALAM WARUNG KOPI SEBAGAI PENARIK BUDAYA ‘NGOPI” PADA MASYARAKAT KABUPATEN JEMBER: Pandangan, Sikap dan Dampaknya terhadap Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Jember Ketua Peneliti : Drs. Thohirun, M.S., M.A Anggota : Mury Ririanty, S.KM.,M.Kes Iken Nafikadini, S.KM.,M.Kes UNIVERSITAS JEMBER NOVEMBER | en_US |
dc.type | Other | en_US |