PENGEMBANGAN INDUSTRI PANGAN BERBASIS KORO PEDANG DI PONDOK PESANTREN RR. SUNAN AMPEL JEMBER
Date
2016-04-28Author
Nafi, Ahmad, S.TP., M.P.
Fauziah, Riska Rian, S.Pt., M.Sc., M.P.
Metadata
Show full item recordAbstract
Koro pedang (Canavalia ensiformis L.) merupakan salah satu komoditas
pertanian yang memiliki potensi besar sebagai alternatif bahan pangan pokok
berbasis bahan lokal. Saat ini harga jual koro pedang relatif lebih murah daripada
kedelai yaitu Rp 2.500,00 - Rp 3.500,00/kg. Koro pedang memiliki usia tanam 4 - 6
bulan dengan ketersediaan sebesar 5 – 7 ton/ha, angka ketersedian yang cukup
besar dibandingkan dengan kedelai yang berkisar 1,3 – 2 ton/ha (ATHRI, 2014).
Hal ini mampu menjadi solusi terhadap krisis pemenuhan komponen gizi
khususnya protein nabati berasal dari kedelai. Koro pedang memiliki kandungan
karbohidrat sebesar 70,2 g/100 g berat kering dan protein sebesar 21,7 g/100 g
berat kering (Subagio, et al., 2002). Namun, koro pedang mengandung beberapa
senyawa yang bersifat toksik yaitu glukosida sianogenik sebesar 11,2 mg/100 g
berat kering (Akpapunam dan Sefa-Dedeh, 1997), asam fitat, dan cymotrypcine
inhibitor (Anonim, 2010). Teknologi pengolahan berperan sebagai media untuk
memperbaiki karakteristik dan menhilangkan senyawa toksik koro pedang sehingga
dapat diolah menjadi produk pangan yang layak dikonsumsi dan aman.
Collections
- CSR-Hibah BOPTN [24]