HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN INTERDIALISIS DENGAN HIPERTENSI INTRADIALISIS PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSD DR. SOEBANDI
Abstract
Hipertensi intradialisis merupakan komplikasi yang cukup dikenal dengan
insidensi 5-15% pada pasien penyakit ginjal kronik (PGK) yang menjalani
hemodialisis rutin. Pada penelitian kohort yang dilakukan di Amerika pada pasien
PGK yang menjalani hemodialisis didapatkan 12,2% pasien mengalami hipertensi
intradialisis (Inrig et al., 2009). Komplikasi yang terjadi akibat hipertensi intradialisis
dapat mengenai beberapa ogan. Pada organ kardiovaskular komplikasi yang sering
terjadi adalah terjadinya gagal jantung, pada organ paru komplikasi yang paling
sering terjadi adalah edema paru, sedangkan pada otak dapat menyebabkan
ensefalopati hipertensif. Di Indonesia belum ada data pasti mengenai insidensi
hipertensi intradialisis yang diduga memiliki peran terhadap peningkatan morbiditas
dan mortalitas pasien PGK stadium V yang menjalani hemodialisis rutin. Studi
mengenai hipertensi intradialisis ini masih belum banyak mendapat perhatian. Fokus
tim medis dan paramedis hingga kini masih terpusat pada hipotensi intradialisis
sebagai komplikasi kardiovaskuler yang paling sering ditemui yaitu sebesar 25-55%.
Oleh karena itu, penting untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan
antara faktor-faktor hipertensi intradialisis dengan kejadian hipertensi intradialisis
sebagai upaya pencegahan morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada pasien PGK
yang menjalani hemodialisis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara penambahan berat badan interdialisis (interdialytic weight gain)
dengan kejadian hipertensi intradialisis pada pasien PGK yang menjalani
hemodialisis rutin di Unit Dialisis RSD dr. Soebandi Jember.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]