EFEK MINUMAN KERAS OPLOSAN TERHADAP PERUBAHAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG TIKUS WISTAR JANTAN
Abstract
Terdapat banyak kasus pencampuran minuman keras beralkohol dengan
bahan-bahan berbahaya yang seharusnya tidak dicampurkan oleh para konsumen
minuman beralkohol. Metanol adalah bahan yang paling sering dicampurkan karena
harganya jauh lebih murah dan dapat memberikan efek memabukkan yang lebih kuat
jika dibandingkan dengan minuman beralkohol itu sendiri (BPOM, 2014). Minuman
keras oplosan banyak menimbulkan kasus kematian dan keracunan. Sebagai
contohnya, bahwa pada Oktober 2015 lalu lima anak SD di Kecamatan Arjasa,
Jember harus dirawat secara intensif di RSD dr. Soebandi akibat menenggak miras
oplosan. Kasus keracunan dan kematian ini tidak hanya terjadi di Jember, namun juga
di kota-kota lain seperti, Blitar, Mojokerto, Sumedang, Surabaya dan Malang. Di
Bali, ditemukan kasus 45 warga dirawat karena mengalami gejala pusing, mual, mata
kabur akibat mengonsumsi arak yang mengandung metanol (Wadrianto, 2012).
Penyerapan alkohol 20% berlangsung di lambung (Manzo dan Saavedra, 2010).
Alkohol diketahui memiliki efek lokal pada lambung. Rusaknya sawar mukosa
lambung dapat menyebabkan gastritis akut atau kronik. Konsumsi alkohol yang
berlebihan juga dapat menyebabkan terlepasnya epitel mukosa superfisial (erosi).
Bentuk erosi yang parah merupakan penyebab penting perdarahan saluran pencernaan
(Hehi et al, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian miras
oplosan terhadap perubahan histopatologi lambung selama 5, 11, dan 17 hari.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]