dc.description.abstract | Penyakit tidak menular atau non communicable disease memiliki prevalensi
yang semakin lama semakin meningkat. Terdapat beberapa faktor risiko yang
berhubungan erat dengan terjadinya penyakit tersebut, salah satunya adalah paparan
radikal bebas. Reactive Oxygen Species (ROS) merupakan salah satu kelompok
radikal bebas. Secara fisiologis, ROS terbentuk selama metabolisme seluler dan
aktivitas fisiologis, dan memiliki peranan penting dalam cell signalling, apoptosis,
ekspresi gen dan transportasi ion. Radikal Hidroksil (•OH) merupakan salah satu
ROS yang sangat reaktif dan dapat menyebabkan kerusakan DNA melalui
mekanisme pemutusan ikatan hidrogen antar basa DNA. Radikal bebas ini
diantaranya berasal dari reaksi Haberr-Weiss dan Fenton.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat radikal bebas diperlukan suatu
senyawa antioksidan. Antioksidan dapat melindungi sel dari radikal bebas karena
bertindak sebagai donor elektron, sehingga radikal bebas menjadi stabil dan
pemutusan rantai hidrogen antar basa DNA dapat dicegah. Penggunaan ekstrak
protein atau purified protein dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan, salah satunya
adalah protein biji melinjo (Gnetum gnemon L.). Dari hasil penelitian sebelumnya
diketahui bahwa protein terhidrolisis dari biji melinjo berpotensi sebagai antioksidan
yang efektif untuk mengikat radikal bebas, namun belum diketahui fraksi protein biji
melinjo yang paling efektif yang dapat menghambat radikal bebas. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui fraksi protein biji melinjo terhidrolisis manakah yang
memiliki potensi paling kuat dalam meredam radikal hidroksil, mengetahui pengaruh
fraksi protein biji melinjo terhidrolisis terpilih dalam uji peredaman radikal hidroksil
dan hidrogen peroksida serta kemampuan proteksi terhadap kerusakan DNA secara in
vitro. | en_US |