Show simple item record

dc.contributor.authorDewi, Arindha Novia
dc.date.accessioned2016-02-22T07:20:49Z
dc.date.available2016-02-22T07:20:49Z
dc.date.issued2016-02-22
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/73505
dc.description.abstractData WHO tahun 2013 menunjukkan, ada 65 juta perokok di negara Indonesia dimana dari 65 juta perokok yang ada, diantaranya adalah remaja. Hal ini diperkuat dengan Riskesdas tahun 2013 yang menunjukkan jumlah early smoker belum mengalami penurunan dari 2007 ke 2013. Remaja merupakan sasaran utama dari iklan rokok, karena masa remaja merupakan masa yang membutuhkan penghargaan dan pengakuan terhadap kemampuannya serta terjadi proses pembentukan jati diri atau aktualisasi diri. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh iklan rokok dengan menggunakan slogan iklan yang menarik. Hasil survei Komnas Perlindungan Anak, ternyata 99,7% remaja terpapar iklan rokok di televisi, 87% terpapar iklan rokok di luar ruang, 76,2% remaja melihat iklan rokok di Koran dan majalah. Riset yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kesehatan FKM UI tahun 2007 menunjukkan 76% atau lebih dari tiga perempat responden, baik perokok maupun bukan perokok menginginkan pesan peringatan berbentuk gambar dan tulisan. Perokok bahkan mengusulkan gambar hendaknya spesifik, informatif dan menakutkan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectIMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENCANTUMAN GAMBARen_US
dc.titleIMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENCANTUMAN GAMBAR PERINGATAN KESEHATAN (PICTORIAL HEALTH WARNING) DI KEMASAN PRODUK ROKOK PADA SISWA SMK DI KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record