dc.description.abstract | Data WHO tahun 2013 menunjukkan, ada 65 juta perokok di negara
Indonesia dimana dari 65 juta perokok yang ada, diantaranya adalah remaja. Hal
ini diperkuat dengan Riskesdas tahun 2013 yang menunjukkan jumlah early
smoker belum mengalami penurunan dari 2007 ke 2013. Remaja merupakan
sasaran utama dari iklan rokok, karena masa remaja merupakan masa yang
membutuhkan penghargaan dan pengakuan terhadap kemampuannya serta terjadi
proses pembentukan jati diri atau aktualisasi diri. Hal inilah yang dimanfaatkan
oleh iklan rokok dengan menggunakan slogan iklan yang menarik. Hasil survei
Komnas Perlindungan Anak, ternyata 99,7% remaja terpapar iklan rokok di
televisi, 87% terpapar iklan rokok di luar ruang, 76,2% remaja melihat iklan rokok
di Koran dan majalah. Riset yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kesehatan
FKM UI tahun 2007 menunjukkan 76% atau lebih dari tiga perempat responden,
baik perokok maupun bukan perokok menginginkan pesan peringatan berbentuk
gambar dan tulisan. Perokok bahkan mengusulkan gambar hendaknya spesifik,
informatif dan menakutkan. | en_US |