KEBIJAKAN PEMERINTAH ITALIA DALAM MERESPON TUNTUTAN REFERENDUM VENESIA
Abstract
Referendum merupakan salah satu cara bagi daerah - daerah yang memilih
untuk melepaskan diri sebagai Negara sendiri untuk mengatur segala kepemerintahan.
Venesia merupakan salah satu kota di Italia menggelar survei untuk referendum.
Meskipun tuntutan referendum tersebut bukan pertama kalinya, namun tindakan
tersebut mengejutkan pemerintah Italia ditengah krisis ekonomi dan politik yang
melanda Italia. Negara Italia tercatat memiliki utang publik tertinggi kedua setelah
Yunani sebagai dampak krisis ekonomi global kawasan Eropa pada tahun 2010.
Permasalahan ekonomi Negara Italia ini semakin diperburuk oleh krisis politik yang
melanda dalam pemerintahan negara ini. Dalam periode tahun 2010-2014 Italia telah
mengalami empat kali pergantian perdana menteri, hal ini terjadi karena
pemerintahan dianggap gagal dalam mengatasi permasalahan yang melanda Italia.
Tuntutan referendum Venesia didasari atas kekecewaan warga kota Venesia terhadap
pemerintahan Italia atas krisis ekonomi yang melanda Roma begitu lama, tuntutan
referendum ini juga dipicu oleh ketidakpuasan yang dirasakan warga Venesia
terhadap pemerintahan Italia yang dianggap tidak efisien dan korup dalam pajak,
serta adanya krisis politik yang terjadi dalam pemerintahan. Tuntutan referendum ini
dilakukan secara online tanpa pengakuan resmi dari pemerintah pusat Italia karena
tidak ada hukum yang mengikat. Presiden Napolitano menunjuk walikota Florence
yaitu Matteo Renzi menjadi perdana menteri baru untuk menyelesaikan permasalahan
ekonomi maupun reformasi politik pemerintah Italia.