dc.description.abstract | Mahinda Rajapaksa merupakan presiden Srilanka pertama yang menjabat setelah
berakhirnya konflik antara pemerintah dan gerakan separatisme Macan Tamil. Terpilihnya
Mahinda Rajapaksa menjadi presiden kembali menjadi suatu hal yang menarik ketika
Mahinda Rajapaksa yang masih menjabat sebagai presiden Srilanka hingga tahun 2012,
memutuskan untuk memajukan agenda pemilu 2 tahun lebih awal, dengan memanfaatkan
keberhasilannya menumpas gerakan separatisme Macan Tamil yang telah ada sejak tahun
1970-an.
Dalam pemilihan presiden Srilanka tahun 2010, Mahinda Rajapaksa berhasul
mengalahkan lawannya dari United National Party, Sarath Fonseka, dengan memenangkan
6.015.934 (57.88%) suara. Sedangkan Sarath Fonseka hanya meraih 4.173.185 (40.15%)
suara, serta 20 kandidat lainnya memperoleh suara di bawah 0,40% hingga 0.1% saja dari
total jumlah suara sah sebanyak 10.393.613 suara
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemenangan Mahinda Rajapaksa,
pertamakemampuan Mahinda Rajapaksa yang didukung dengan kepribadian (personality)
yang baik, indikatornya adalah memiliki daya tarik personal, familiarity, dan
competence.Kedua, strategi kampanye dengan memanfaatkan posisinya sebagai calon
incumbent, dan posisinya sebagai petinggi dan senior SLFP untuk memajukan agenda
pemilu, black campaign Rajapaksa untuk menurunkan citra Sarath Fonseka dan
mengendalikan media di Srilanka serta kesesuaian program-program kampanye Mahinda
Rajapaksa dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh rakyat Srilanka. | en_US |