Show simple item record

dc.contributor.advisorRosyidi, Moh Imron
dc.contributor.advisorFajariyah, Susantin
dc.contributor.authorYuanditra, Yuvi
dc.date.accessioned2016-02-02T07:33:38Z
dc.date.available2016-02-02T07:33:38Z
dc.date.issued2016-02-02
dc.identifier.nim111810401003
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/73195
dc.description.abstractBintang laut merupakan kelas Asteroidea yang terdiri dari satu disc (cakram) dan beberapa lengan. Hewan ini dapat ditemukan pada zona intertidal. Zona intertidal memiliki faktor fisik dan kimia yang mendukung organisme untuk hidup. Zona intertidal Pantai Bama merupakan salah satu kawasan daerah Taman Nasional Baluran yang menyimpan berbagai keanekaragaman biota laut, salah satunya adalah Asteroidea. Asteroidea dimanfaatkan sebagi ornament kering dan harganya relatif murah. Hal tersebut tidak sebanding dengan peran ekologi yang dimilikinya yaitu sebagai pemakan detritus, pemakan endapan dan predator dalam ekosistem laut sehingga perlu diketahui kelimpahan dan pola distribusinnya di zona intertidal Pantai Bama Taman Nasional Baluran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola distribusi dan kelimpahan Asteroidea di zona intertidal Taman Nasional Baluran. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai informasi dasar mengenai pola distribusi dan kelimpahan Asteroidea guna menjaga dan memonitor kelangsungan hidup Asteroidea di zona intertidal Pantai Bama Taman Nasional Baluran. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2015 dengan menggunakan metode transek plotting dengan ukuran 1m x 1m secara sistematik di sepanjang garis transek. Pantai Bama memiliki panjang pantai 300 m dan lebar 230 m dan diperoleh plot sebanyak 263 plot. Penelitian yang dilakukan meliputi pencatatan data abiotik dan biotik. Pencatatan data biotik dilakukan dengan menghitung dan mencatat setiap individu dari setiap jenis yang ditemukan dalam plot beserta karakter morfologinya masing-masing. Identifikasi jenis Asteroidea dilakukan di Laboratorium LIPI Oseanografi Jakarta. Untuk pencatatan data abiotik meliputi suhu, salinitas, pH dan substrat. Analisis data dilakukan di Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi FMIPA dan menggunakan Indeks Kelimpahan Relatif dan Indeks Distribusi Morisita. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Pantai Bama ditemukan 3 jenis Asteroidea yaitu Archaster typicus, Linckia laevigata dan Asteropsis carinifera. Ketiga jenis Asteroidea ditemukan pada daerah yang berbeda-beda yaitu Archaster typicus pada daerah dengan substrat pasir, Linckia laevigata pada daerah karang dan Asteropsis carinifera pada daerah berbatu. Perhitungan menggunakan indeks kelimpahan relatif meunjukkan kelimpahan jenis Archaster typicus 82%, Linckia laevigata 10% dan Asteropsis carinifera 8%. Berdasarkan indeks kelimpahan diperoleh jenis Archaster typicus mendominasi zona intertidal Pantai Bama. Hal tersebut dikarenakan zona intertidal Pantai Bama memiliki daerah berpasir yang cukup luas dan merupakan habitat dari Archaster typicus. Jenis Asteroidea Linckia laevigata dan Asteropsis carinifera memiliki kelimpahan yang cenderung rendah. Rendahnya kelimpahan jenis ini diduga disebabkan oleh beberapa faktor antara lain lamanya fase pertumbuhan Asteroidea dan faktor antropogenik. Berdasarkan perhitungan indeks distribusi Morisita didapati bahwa ketiga jenis Asteroidea memiliki pola distribusi mengelompok (id > 1). Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi habitat setempat dan akibat dari proses reproduksi. Perhitungan dari data abiotik di Pantai Bama Taman Nasional Baluran menunjukkan suhu 28 – 31,5°C, pH 7,2 – 8,3, salinitas 31 - 34‰ dan terdapat bebrapa subtrat yaitu pasir, pasir berkarang, pasir berlumpur dan lumpur.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectAsteroideaen_US
dc.subjectZona Intertidalen_US
dc.subjectPantai Bama Taman Nasional Baluranen_US
dc.titlePOLA DISTRIBUSI DAN KELIMPAHAN ASTEROIDEA DI ZONA INTERTIDAL PANTAI BAMA TAMAN NASIONAL BALURANen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record