KELOMPOK PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) SISKAMLING DBD DI KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN LUMAJANG
Abstract
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan yang
serius di Provinsi Jawa Timur, sebab setiap tahunnya di setiap kabupaten/kota
selalu dilaporkan terjadi kasus DBD hingga menyebabkan beberapa
kabupaten/kota mengalami kejadian luar biasa demam berdarah dengue (KLB
DBD). Berdasarkan hasil studi pendahuluan, Kabupaten Lumajang merupakan
salah satu kabupaten di Jawa Timur yang mengalami peningkatan jumlah kasus
DBD pada tahun 2013, yaitu sebesar 150 kasus dari 23 kasus di tahun 2012.
Peningkatan kasus DBD terus berlanjut hingga tahun 2015, dimana pada akhir
November sudah tercatat 167 kasus DBD. Untuk menanggulangi tingginya kasus
DBD diperlukan upaya preventif (pencegahan) yang melibatkan peran aktif
masyarakat. Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang pada akhir tahun 2013 telah
menggalakkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan model
siskamling DBD dimana Kecamatan Sukodono menjadi kecamatan percontohan.
Hingga saat ini telah tercatat 45 kelompok PSN siskamling DBD di Kecamatan
Sukodono, namun 4 kelompok diantaranya sudah tidak menjalankan kegiatannya
atau kelompok tersebut sudah tidak aktif lagi. Berjalan atau tidaknya kegiatan
PSN siskamling DBD dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat terhadap perubahan
perilaku dalam upaya pencegahan penyakit DBD. Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan pengetahuan, sikap masyarakat, dan penilaian terhadap peran
petugas kesehatan dalam memantau kegiatan PSN di kelompok PSN Siskamling
DBD yang aktif dan tidak aktif.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan metode
deskriptif dan komparasi atau perbandingan. Penelitian ini dilakukan di
Kecamatan Sukodono Kabupaten Lumajang pada bulan Agustus hingga
September 2015. Sampel penelitian ini terdiri dari 61 orang ibu-ibu yang terbagi
menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok PSN siskamling DBD aktif berjumlah 41
orang dan kelompok PSN siskamling tidak aktif berjumlah 20 orang. Teknik
pengambilan sampel pada masing-masing kelompok PSN siskamling DBD
menggunakan simple random sampling. Pengolahan data dilakukan dengan teknik
pemeriksaan, pengkodean, pemberian skor, dan tabulasi data. Data hasil penelitian
dianalisis secara deskriptif kemudian disajikan dalam bentuk teks dan tabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan
karakteristik responden kelompok PSN siskamling DBD aktif dan tidak aktif.
Persamaan karakteristik responden kedua kelompok tersebut adalah sebagian
besar berusia 40-46 tahun. Perbedaan responden kedua kelompok tersebut adalah
sebagian besar responden kelompok PSN siskamling DBD aktif memiliki
pendidikan terakhir SMA/sederat dan memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah
tangga, sedangkan responden kelompok PSN siskamling DBD tidak aktif
memiliki pendidikan terakhir SMP/MTS/sederajat dan memiliki pekerjaan sebagai
petani. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa skor rata-rata pengetahuan
responden pada kelompok PSN siskamling DBD aktif lebih tinggi (15,07±1,942)
dibandingkan kelompok PSN siskamling DBD tidak aktif (11,05±1,191). Skor
rata-rata sikap responden terhadap kegiatan PSN siskamling DBD pada kelompok
PSN siskamling DBD aktif lebih besar (12,54±0,711) dibandingkan responden
kelompok PSN siskamling DBD tidak aktif (10,00±0,973). Seluruh responden
kelompok PSN siskamling DBD aktif memberikan penilaian baik terhadap peran
petugas kesehatan, sedangkan seluruh responden kelompok PSN siskamling DBD
memberikan penilaian kurang terhadap peran petugas kesehatan.
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah perlunya pengembangan
kelompok PSN siskamling DBD di seluruh wilayah di Kabupaten Lumajang,
melakukan pendekatan secara khusus kepada tokoh masyarakat, mengembangkan
lomba PSN siskamling DBD yang telah ada, serta menghimbau masyarakat
kelompok PSN siskamling DBD tidak aktif untuk melanjutkan kembali
kegiatannya agar mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]