DELINEASI KESESUAIAN KEBUN TEBU LAHAN KERING DAN BASAH UNTUK PERANCANGAN CHANNEL RESERVOIR MENGGUNAKAN METODE GEOFISIKA SELF POTENTIAL
Abstract
Usaha peningkatan produktivitas tebu telah mencapai usaha maksimum
hingga terjadi stagnasi sistem budidaya. Produktivitas tebu dapat ditingkatkan
dengan intensifikasi media tanam tebu dengan membangun sistem irigasi yang tepat.
Channel reservoir adalah salah satu sistem irigasi modern sebagai distributor air
secara merata pada lahan yang diaplikasikan. Perancangan sistem ini dilakukan
dengan melakukan pengamatan karakteristik bawah permukaan lahan tebu. Metode
geofisika yang digunakan untuk karakterisasi bawah permukaan lahan adalah metode
geofisika self potential. Metode ini memberikan informasi keadaan bawah
permukaan lahan dengan distribusi nilai potensial. Teknik akuisisi yang dilakukan
yaitu dengan teknik gradien, dimana pengukuran yang dilakukan pada setiap lintasan
tidak mengubah spasi antar elektroda non-polarisasi.
Lahan yang diamati pada penelitian ini berada di Kabupaten Jember tepatnya
di Kecamatan Semboro yang telah terkarakter sebagai lahan basah dan Kecamatan
Umbulsari sebagai lahan kering. Akuisisi data pada penelitian ini dilakukan dengan
cara membuat lintasan akuisisi berdasarkan titik akusisi GPS. Akuisisi dilakukan
dengan melakukan kalibrasi alat pengukuran terlebih dahulu di setiap awal lintasan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan nilai kontur
ekipotensial yang menginformasikan nilai perubahan potensial pada setiap lintasan
akusisi. Pada lahan basah didapatkan kecenderungan perubahan nilai potensial
mengarah ke sisi barat daya lahan, sehingga mengindikasikan bahwa daerah di sisi
timur laut diduga mengalami kekurangan ketersedian air. Sehingga perancangan
channel reservoir yang tepat pada lahan ini adalah dari arah barat daya menuju timur
laut. Sedangkan pada lahan kering, sisi barat dan selatan lahan merupakan daerah
dengan distribusi potensial yang tinggi, sedangkan sisi timur dan sisi utara lahan
kering cenderung bernilai lebih rendah. Dengan pemanfaatan daerah cekungan pada
lintasan A dan lintasan B sebagai penyuplai air bawah tanah, perancangan channel
reservoir yang tepat yaitu dari arah timur laut ke barat daya memotong tiap luasan
lahan kering.