STUDI PENGOBATAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT JALAN RSU DR. H. KOESNADI BONDOWOSO PERIODE TAHUN 2014
Abstract
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu gangguan kronis yang ditandai
dengan terjadinya hiperglikemia (meningkatnya glukosa darah) karena
terganggunya metabolisme glukosa di dalam tubuh. American Association of
Clincal Endocrinologists Medical Guidelines For Clinical Practice For The
Management of Diabetes Mellitus menyebutkan hipertensi merupakan risiko
serius dalam komplikasi DM karena efek hiperglikemia yang menyebabkan
komplikasi makrovaskuler yang mana penderita DM tipe 2 memiliki risiko
komplikasi hipertensi lebih besar dibanding penderita DM tipe 1. Terapi
antidiabetes dan antihipertensi yang diberikan dapat berfungsi mengurangi risiko
morbiditas dan mortalitas, selain itu pengendalian hipertensi ini sangat penting
dalam mencegah infark miokard, stroke, dan gagal ginjal. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengkaji bagaimana profil pasien seperti data glukosa darah puasa
dan tekanan darah pasien serta profil pengobatan berupa pemilihan obat beserta
dosis terapi antidiabetes dan antihipertensi pada pasien DM dengan komplikasi
hipertensi di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Umum dr. H. Koesnadi periode
tahun 2014.
Pengambilan sampel dilakukan secara retrospektif dengan metode
konsekutif cross sectional. Diperoleh sampel inklusi sebanyak 205 sampel sebagai
sampel penelitian. Sebanyak 125 pasien (61,0%) berjenis kelamin perempuan
lebih mendominasi dari pada laki-laki yakni sebanyak 80 pasien (39,0%). Dilihat
dari segi usia, kelompok usia ≥40 jumlahnya terus meningkat yakni kelompok
usia 50-59 tahun sebesar 80 pasien (39,1%), kelompok usia 60-69 tahun sebesar
80 pasien (39,1%), sedangkan pada kelompok usia ≥70 tahun mengalami
penurunan yakni sebesar 19 pasien (9,3%).
viii
Profil pengobatan yang diterima oleh pasien DM dengan komplikasi
hipertensi yang mendapatkan terapi antidiabetes dan antihipertensi sebanyak
sebanyak 187 pasien (91,2%), 4 pasien (1,9%) tanpa terapi antidiabetes dan 14
pasien (6,8%) tanpa terapi antihipertensi. Pengobatan antidiabetes dengan
antihipertensi terbanyak ialah terapi kombinasi menggunakan ARB, sulfonilurea
dan biguanid yang mana obat antihipertensi tersebut merupakan first line therapy
untuk pasien DM dengan komplikasi hipertensi menurut Management of Type 2
Diabetes Mellitus Guideline dan Report from the Panel Members Appointed to the
Eighth Joint National Committee (JNC 8).
Profil pengobatan mengenai kesesuaian tata laksana diperoleh hasil 37
pasien tidak mendapatkan first line therapy antihipertensi, pemilihan kombinasi
obat antihipertensi kurang sesuai yakni 21 pasien (10,2%) menerima kombinasi
ARB dan ACEI dan 11 pasien (5,4%) menerima kombinasi dari golongan yang
sama, serta 12 pasien (5,6%) mendapat terapi anitihipertensi dibawah dosis
minimum menurut Report from the Panel Members Appointed to the Eighth Joint
National Committee (JNC 8).
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]