POTENSI EKSTRAK DAUN TIMO (Kleinhovia hospita) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DAN ANTIHIPERLIPIDEMIA: METODE DPPH DAN PENGHAMBATAN LIPASE IN VITRO
Abstract
Pola konsumsi masyarakat saat ini sudah berubah seiring dengan semakin banyaknya hidangan atau makanan siap saji. Adanya modernisasi dengan gaya hidup sedentary (kurang gerak) dan pola makan yang tidak seimbang juga dapat mengarah pada timbulnya obesitas. Obesitas secara langsung dapat menjadi penyebab utama terjadinya hiperlipidemia, karena menghasilkan kolesterol endogen lebih dari orang normal. Lemak yang terdapat di dalam tubuh dihidrolisis pada jaringan pankreas. Aktivitas lipase pankreas harus dihambat agar lemak tidak diserap tubuh sehingga penimbunan lemak tidak terjadi. Manifestasi klinis dari hiperlipidemia adalah terjadinya plak kolesterol pada pembuluh darah akibat oksidasi kolesterol-LDL. Maka proses oksidasi ini harus dihambat dengan antioksidan. Akhir-akhir ini kecenderungan untuk kembali ke alam semakin meningkat, hal ini didukung dengan banyaknya penelitian-penelitian mengenai tanaman obat antihiperlipidemia, misalnya daun jati belanda, rimpang bangle, teh oolong yang mengandung flavonoid, steroid, tannin, saponin. Zat aktif yang terkandung dalam daun timo (Kleinhovia hospita) adalah saponin, cardenolin, bufadienol, antrakinon, scopoletin, flavonoid (kuersetin dan rutin), kaemferol, dan alkaloid kuinolin. Berdasarkan kandungan flavonoid dan saponinnya tanaman timo diharapkan memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan antihiperlipidemia.
Sampel daun timo diambil secara acak di kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). Sampel yang telah diambil dikeringkan, diserbuk, kemudian diekstraksi dengan metode maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Maserasi ini menghasilkan maserat yang kemudian dipekatkan dengan metode evaporasi hingga terbentuk ekstrak kental. Ekstrak di ukur total fenolik menggunakan reagen Folin-Ciocalteu dengan pembentukan kompleks warna biru. Total flavonoid diukur menggunakan reagen AlCl3 dengan pembentukan kompleks warna kuning. Aktivitas antioksidan diuji dengan metode peredaman radikal DPPH yang ditandai dengan perubahan warna ungu menjadi kuning, dan menggunakan vitamin C sebagai kontrol metode. Penghambatan lipase diuji berdasarkan hidrolisis substrat ρ-NPB dan menggunakan orlistat sebagai kontrol metode. Total fenolik ekstrak daun timo untuk ekstrak n-heksana, etil asetat, dan metanol adalah 10,05 ± 0,08; 15,73 ± 0,4; dan 72,32 ± 0,41 μg GAE/g eksttrak dan total flavonoid ekstrak daun timo untuk ekstrak n-heksana, etil asetat, dan metanol adalah 40,41 ± 0,29; 62,62 ± 0,38; dan 96,47 ± 0,48 μg QE/g ekstrak. Total fenolik dan total flavonoid meningkat seiring dengan peningkatan kepolaran pelarut ekstraksinya. Aktivitas antioksidan ditentukan dengan nilai IC50 untuk masing-masing ekstrak. Uji aktivitas antioksidan ekstrak daun timo menunjukkan bahwa ekstrak metanol meliliki aktivitas paling tinggi diikuti oleh ekstrak ekstrak etil asetat dan n-heksana daun timo dengan nilai IC50 masing-masing adalah 27,49 ± 0,35 μg/mL; 185,42 ± 3,83 μg/mL; dan 226,81 ± 1,25 μg/mL. Aktivitas antihiperlipidemia ditentukan dengan nilai IC50 yang menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat meliliki aktivitas paling tinggi diikuti oleh ekstrak n-heksana dengan nilai IC50 masing-masing adalah 251,01 ± 1,87 μg/mL dan 269,55 ± 4,33 μg/mL. Sedangkan nilai IC50 penghambatan lipase ekstrak metanol daun timo tidak dapat ditentukan karena aktivitasnya tidak dapat mencapai 50%. Berdasarkan aktivitas penghambatan lipase dan antioksidannya, maka ekstrak yang terbaik sebagai kandidat obat antihiperlipidemia adalah ekstrak etil asetat daun timo.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]