AKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI BATANG SEREH (Cymbopogon citratus) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysenteriae SECARA IN VITRO
Abstract
Diare merupakan salah satu penyakit infeksi yang menjadi masalah kesehatan di dunia. Besarnya masalah tersebut dilihat dari angka kesakitan dan kematian akibat diare. Data dari World Health Oranization (WHO) menyebutkan terjadi 1.7 juta kejadian diare di seluruh dunia dan 760.000 kematian pada anak usia dibawah 5 tahun yang terjadi setiap tahun. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan Indonesia dari tahun 2000 hingga 2010 menunjukkan peningkatan insidensi. Penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian pada diare adalah disentri basiler. Di negara berkembang termasuk Indonesia, Shigella dysenteriae menjadi penyebab utama disentri basiler. Terapi disentri basiler berbeda di setiap daerah karena perbedaan spesies yang menginfeksi maupun adanya resistensi. Di Indonesia, terapi dengan antibiotik siprofloksasin dosis tunggal menunjukkan hasil yang baik. Namun, siprofloksasin tidak boleh diberikan kepada anak dan ibu hamil. Adanya resistensi Shigella sp dan efek samping antibiotik, dirasa perlu untuk mencari alternatif sebagai upaya menanggulangi resistensi dan membantu terapi pada disentri basiler. Indonesia memiliki keanekaragaman tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman obat. Salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan antibakteri adalah sereh (Cymbopogon citratus). Menurut Onawunmini, senyawa aktif geranial (alpha citral) dan neral (beta citral) yang merupakan golongan terpenoid dalam minyak atsiri C. citratus memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antibakteri minyak atsiri C. citratus dan mencari Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) terhadap pertumbuhan S. dysentriae secara in vitro. Jenis penelitian yang digunakan berupa quasi experimental. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi secara sumuran. Subjek pada penelitian ini adalah S. dysentriae yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Universitas Jember. Sampel S. dysentriae dibagi dalam 8 kelompok perlakuan yang dibiakkan pada media MH (Mueller Hinton). Dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali selama uji penelitian Kelompok kontrol positif diberikan siprofloksasin 5μl/ml. Kelompok kontrol negatif diberi tween-80. Kelompok perlakuan P1, P2, P3, P4, P5, dan P6 diberikan kontak dengan minyak atsiri C. citratus secara berturut-turut dengan konsentrasi 15μl/ml, 20μl/ml, 25μl/ml, 30μl/ml, 35μl/ml, 40μl/ml. Analisis statistik pada penelitian ini menggunakan Shapiro-Wilk untuk menguji normalitas data dan uji homogenitas varians data menggunakan uji Levene. Uji statistik menggunakan uji nonparametrik Kruskal Wallis dan Post Hoc multiple comparison metode Mann Whitney karena data terdistribusi normal namun varians data tidak homogen.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa minyak atsiri C. citratus memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan S.dysentriae secara in vitro. Aktivitas antibakteri dapat diketahui dari terbentuknya diameter daya hambat di sekitar sumuran. Diameter daya hambat terbentuk pada kelompok P3, P4, P5, dan P6. Mekanisme aktivitas antibakteri minyak atsiri C.citratus adalah dengan cara menjadi inhibitor kompetitif enzim protease ektraseluler bakteri sehingga tidak terbentuk protein membran sel, kemudian terjadi lisis dinding sel bakteri dan kebocoran sitoplasma yang mengakibatkan hilangnya material sel sehingga menyebabkan kematian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa minyak atsiri C.citratus memiliki aktivitas antibakteri dengan KHM minyak atsiri sereh C. citratus terhadap S.dysentriae adalah konsentrasi 25μl/ml.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]