DESAIN KONFIGURASI LETAK TURBIN PADA LADANG ANGIN PANTAI PUGER KABUPATEN JEMBER
Abstract
Kebutuhan terhadap energi dari waktu ke waktu terus mengalami
peningkatan. Sementara itu sumber energi konvensional terutama minyak bumi
dan batu bara terus berkurang, Hal ini yang mendorong penelitian ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk mencari solusi atas masalah tersebut perlu lebih
diprioritaskan. Berbagai teknologi tentang sumber energi yang tak akan habis
(energi terbarukan / renewable energy) akan terus digali dan dikembangkan. Salah
satu teknologi terbarukan adalah konversi energi angin.
Energi angin merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang ada dan
masih sedikit pemanfaatannya. Angin dapat terjadi ketika matahari memanaskan
udara yang kemudian menyebabkan udara naik membentuk vacuum, kemudian
vacuum turun ke udara yang lebih dingin dan membentuklah angin. Angin juga
terjadi karena pemanasan bumi yang tidak sama oleh matahari. Para ahli
mengestimasikan bahwa 2% dari energi sinar matahari yang diterima oleh bumi
dikonversikan menjadi energi angin (Leahy, 1997). Di Indonesia pemanfaatan
energi angin sebagai pembangkit listrik saat ini masih terbatas dan dalam skala
kecil. Sistem pemanfaatannya bermacam-macam, salah satunya untuk
mengoptimalkan daya keluaran dalam sutau wilayah pembangkit listrik tenaga
bayu (PLTB) ini dengan membangun suatu ladang angin (wind farm). Ladang
angin adalah suatu tempat yang terjadi dari beberapa turbin angin yang disusun
sedemikian rupa pada suatu lokasi pembangkit.
Tujuan penelitian ini adalah mendesain suatu konfigurasi letak turbin pada
ladang angin di Pantai Puger Kabupaten Jember dengan pengambilan data
langsung (data primer) yang dilakukan selama 30 hari. Analisa data angin
menggunakan analisis weibull. Penelitian dilakukan di 3 tempat yang berbeda
yaitu titik A, titik B, dan titik C dengan luasan wilayah seluas 133380 m2. Dari
penelitian yang telah dilakukan diperoleh kecepatan rata-rata pada titik A sebesar
xi
5.11 m/s, pada titik B sebesar 5.34 m/s, dan pada titik C sebesar 5.4 m/s maka dari
itu kecepatan rata-rata untuk daerah yang akan dijadikan ladang angin dapat
diketahui yaitu sebesar 5.29 m/s. Untuk jenis turbin yang akan dipakai dipilih
depilih dengan speksifikasi dari jenis turbin yang ada, turbin-turbin yang dipakai
merupakan turbin keluaran Anhui Hummer dengan perbedaan kapasitas yaitu
kapasitas 400 W, 500 W, 600 W, 1000 W, dan 2000 W. Dari kelima perbedaan
kapasitas ini akan dianalisa mana yang sesuai dengan data angin yang ada dan
mampu menghasilkan keluaran yang optimal berdasar kecepatan nominal turbin
untuk dapat menghasilkan daya maksimal. Turbin dengan kapasitas 2000 W
merupakan jenis turbin yang paling sesuai dan optimal dikarenakan dengan
keluaran nominal 2000 W yang dicapai saat kecepatan angin 9 m/s dan mencapai
keluaran maksimal sampao 3200 W dengan kecepatan angin diatas 9 m/s.
Langkah selanjutnya ialah mendesain konfigurasi untuk ladang angin untuk
sumbu vertikal 3 kali sampai 5 kali dimeter rotor turbin (3D-5D) dan untuk sumbu
horizontall 5 kali sampai 9 kali diemeter rotor turbin (5D-9D) [Danish Wind
Industry Association. 2002]. Dan untuk ladang angin di Pantai Puger Kabupaten
Jmber konfigurasi yang paling optimal dengan menggunakan turbin angin Anhui
Hummer 2000 W panjang diameter rotor 3.8 meter yaitu 5Dx9D dengan nilai
wake loss paling kecil yaitu 14.42% dan jumlah turbin sebanyak 183 buah.
Potensi daya angin pada ladang angin Pantai Puger Kabupaten Jember adalah
16.22 kW/m2, potensi daya listrik sebesar 59.57 kW, dan energi listrik yang dapat
dihasilkan sebesar 619.76 kWh.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]