PENDUGAAN MODEL ANOMALI MAGNETIK STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DESA KLAKAH KABUPATEN LUMAJANG
Abstract
Gunung Lamongan merupakan salah satu gunungapi aktif yang terletak di
Jawa Timur. Gunung Lamongan terletak pada koordinat 70 59’ LS dan 1130 20,5’ BT.
Gunung Lamongan memiliki ranu atau danau (maar) yang tersebar disekeliling
Gunung Lamongan. Salah satunya adalah Ranu Klakah yang terletak di Desa Klakah.
Struktur bawah permukaan Desa Klakah (Ranu Klakah) dapat diketahui dengan
menggunakan metode geofisika, salah satunya adalah metode magnetik. Metode
magnetik merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk eksplorasi
bawah permukaan. Metode magnetik bekerja berdasarkan sifat kemagnetan yang
dimiliki oleh suatu jenis batuan penyusun struktur bawah permuaan bumi.
Penelitian diawali dengan penentuan lokasi titik pengukuran. Pengambilan
data di setiap titik pengukuran menggunakan alat yang bernama Proton Precession
Magnetometer (PPM) dan Global Positioning System (GPS). PPM berfungsi untuk
mendapatkan intensitas medan magnetik total dari setiap titik, sedangkan GPS
berfungsi sebagai penunjuk arah dan penentuan posisi titik pengukuran. Informasi
yang didapatkan dari hasil pengukuran merupakan gabungan dari medan magnet
utama bumi, medan magnet akibat pengaruh dari luar bumi, dan anomali medan
magnet daerah penelitian. Untuk mendapatkan anomali medan magnet daerah
penelitian, maka dilakukan koreksi harian dan koreksi International Geomagnetic
Reference Field (IGRF). Anomali medan magnet yang sudah didapatkan kemudian
dilakukan koreksi reduksi ke kutub. Hasil dari reduksi ke kutub kemudian dilakukan
viii
upward continuation, upward yang telah dilakukan dimulai dari (100-2000) meter.
Hasil dari upward berupa peta kontur anomali regional dan peta kontur anomali
residual (lokal). Anomali lokal yang dilakukan sayatan untuk memodelkan struktur
bawah permukaan Desa Klakah. Terdapat tiga sayatan yaitu lintasan AB, CD, EF.
Lintasan AB dengan jarak 804.1051 meter memiliki lima bentuk atau body
penyusun Desa Klakah. Lapisan pertama batu pasir dengan suseptibilitas 0,0005
(dalam SI). Lapisan kedua jenis batuan diorit dengan suseptibilitas 0,0810 (dalam SI).
Batuan diabas dengan suseptibilitas 0.0440 (dalam SI). Lapisan dasar batuan andesit
dengan nilai suseptibilitas 0,10 (dalam SI).
Lintasan CD dengan panjang lintasan 2014.52 m memiliki lima benda
penyusun yang terdiri dari diorite dengan nilai suseptibilitas sebesar 0.082 (dalam
SI). Diatasnya terdapat batuan basal dengan nilai suseptibilitas sebesar 0.0659 (dalam
SI). Sebelah kanan jarak 1390.4 m terdapat 3 jenis batuan lagi yaitu diabas, olivin,
dan batu pasir. Diabas dengan nilai suseptibilitas 0.0440 (dalam SI). Diatasnya
terdapat sisipan batu pasir dengan nilai suseptibilitas sebesar 0.0005 (dalam SI). Jenis
batuan yang dekat dengan permukaan yaitu dengan nilai suseptibilitas 0.030 (dalam
SI).
Lintasan EF sepanjang 3676.188 m memiliki lima bentuk penyusun yang
terdiri dari batuan diorit terletak pada dasar lapisan yang memiliki suseptibilitas
sebesar 0.082 (dalam SI). Lapisan di atasnya adalah kuarsit dengan suseptibilitas
0.0045 (dalam SI). Lapisan diatasnya yaitu jenis basal dengan suseptibilitas 0.0689
(dalam SI) yang berada disebelah kanan dan kiri Ranu Klakah. Kemudian batuan
yang dekat dengan permukaan diduga sebagai batu pasir dengan suseptibilitas 0.0005
(dalam SI). Berdasarkan ketiga pemodelan yang dilakukan dan didukung dengan peta
geologi daerah penelitian, dapat diketahui bahwasannya penyusun struktur bawah
Desa Klakah terdiri dari batuan jenis basal dan andesit, yang mana batuan tersebut
merupakan batuan hasil erupsi dari Gunung Lamongan.