PENERAPAN MODEL STAR (SPACE TIME AUTOREGRESSIVE) DAN ARIMA (AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE) UNTUK PERAMALAN DATA CURAH HUJAN DI KABUPATEN JEMBER
Abstract
Space Time Autoregressive (STAR) merupakan salah satu metode statistik
dengan pendekatan space-time yang dapat digunakan untuk menganalisis data deret
waktu (time series) dengan melibatkan faktor geografis (lokasi) dalam melakukan
peramalan. Salah satu contoh data yang diduga mempunyai keterkaitan antar waktu
dan lokasi adalah data curah hujan di kabupaten Jember, yang mana selain
mempunyai keterkaitan dengan data pada waktu sebelum-sebelumnya juga
mempunyai keterkaitan dengan data pada lokasi lain yang disebut dengan hubungan
spasial. Dalam penelitian ini dilakukan penerapan model STAR dengan bobot lokasi
seragam. Selain itu dilakukan pula pemodelan dengan model ARIMA
(Autoregressive Integrated Moving Average) yang mana model ini berbasis data deret
waktu tunggal (univariate). Pemodelan dengan ARIMA digunakan sebagai
pembanding apabila korelasi spasial tidak signifikan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk melakukan model peramalan yang sesuai serta mengembangkan model terbaik
dalam meramalkan banyaknya curah hujan di kabupaten Jember berdasarkan
pendekatan ARIMA dan mendeskripsikan pola curah hujan melalui keterkaitan pada
setiap wilayah di kabupaten Jember dengan membentuk model STAR, serta
membandingkan hasil peramalan model ARIMA dan STAR pada data curah hujan di
kabupaten Jember.
Penelitian ini dilakukan pada data curah hujan bulanan kabupaten Jember
pada periode bulan Januari 2005 sampai bulan Desember 2012 (data training) dan
viii
data testing pada bulan Januari 2013 sampai bulan Juni 2013, yang terdiri dari empat
bagian wilayah yakni Jember Barat, Jember Selatan, Jember Tengah, Jember Timur.
Proses penelitian ini dilakukan dalam beberapa langkah. Langkah pertama melakukan
peramalan data deret waktu ARIMA pada masing-masing wilayah (lokasi) yang
melalui tahapan identifikasi model, estimasi parameter dan diagnosa model, memilih
model ARIMA terbaik dan melakukan peramalan terhadap model ARIMA yang
terbentuk. Langkah kedua melakukan peramalan data deret ruang-waktu dengan
model STAR untuk semua lokasi dalam waktu yang bersamaan dengan langkah
pemodelan space yang melalui tahapan yaitu identifikasi model STAR, estimasi
parameter dan diagnosa model STAR, memilih model STAR terbaik dan dilakukan
peramalan untuk melihat gambaran curah hujan untuk waktu mendatang. Langkah
selanjutnya setelah masing-masing model dari ARIMA dan STAR didapatkan,
dilakukan perbandingan ketepatan hasil ramalan berdasarkan nilai kesalahan ramalan
terkecil.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, didapatkan model ramalan terbaik
yang sesuai dengan data yaitu model ARIMA untuk Jember Barat,
ARIMA untuk Jember Selatan, ARIMA untuk
Jember Tengah, ARIMA untuk Jember Timur, dan model STAR(11)
untuk keempat lokasi. Dari model ARIMA dan STAR yang terbentuk akan dipilih
model terbaik yang menghasilkan kesalahan ramalan terkecil. Pemilihan model
terbaik didasarkan pada nilai RMSE dari model. Berdasarkan nilai RMSE dari
peramalan, didapatkan perbandingan hasil ketepatan ramalan untuk gambaran umum
data curah hujan di kabupaten Jember yang diwakili dari empat lokasi menunjukkan
bahwa model STAR(11) dengan nilai RMSE gabungan 72,69220849 menghasilkan
ketepatan ramalan yang lebih baik dari pada model ARIMA yang memiliki nilai
RMSE gabungan 99,23743772. Sehingga dapat dikataka bahwa model yang paling
sesuai dengan kondisi data adalah model STAR(11).