Show simple item record

dc.contributor.advisorSofyan, Akhmad
dc.contributor.advisorSundari, Asri
dc.contributor.authorIzam, Mochamad
dc.date.accessioned2016-01-28T07:20:03Z
dc.date.available2016-01-28T07:20:03Z
dc.date.issued2016-01-28
dc.identifier.nim100110201007
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/72825
dc.description.abstractBeberapa masyarakat mempunyai petuah yang berasal dari nenek moyang mereka. Secara turun temurun petuah tersebut diwarisi dan masih diyakini oleh masyarakat dewasa ini. Dalam masyarakat Madura petuah tersebut dikenal dengan sebutan bittowa, sedangkan dalam masyarakat Jawa disebut dengan istilah gugon tuhon. Bittowa dalam masyarakat Madura dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: gher-ogher, bâbâlân, dan pantangan. Gher-ogher adalah bittowa yang berkaitan langsung dengan manusia dan anak manusia. Bâbâlân biasanya berupa kalimat yang berisi nasihat atau petunjuk yang disamarkan. Pantangan yaitu bittowa yang berisi larangan yang berhubungan dengan sabda, nasihat orang tua yang dianggap sebagai leluhur atau orang yang pertama kali menempati suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman, kepercayaan, dan pelaksanaan bittowa oleh pemuda di Jember, mengingat para pemuda lebih mementingkan logika daripada mitos yang masih belum terungkap kebenarannya. Dalam penelitian ini terdapat tiga tahap penelitian, yaitu: (1) metode dan teknik penyediaan data, (2) metode dan teknik analisis data, (3) penyajian hasil analisis data. Metode dan teknik penyediaan data dalam penelitian ini melalui wawancara mendalam, observasi langsung, dan penelaahan terhadap dokumen tertulis. Tahap yang kedua adalah metode dan teknik analisis data, metode yang digunakan yakni metode padan pragmatis, metode deskriptif, metode kualitatif, dan metode kuantitatif. Tahap ketiga adalah penyajian hasil analisis data, metode yang digunakan adalah teknik informal. Berdasarkan hasil penelitian terhadap informan mengenai bittowa, diperoleh 60 bittowa di daerah penelitian. Dari 60 bittowa tersebut, sebanyak 20 bittowa gher-ogher, 20 bittowa bâbâlân, dan 20 bittowa pantangan. Dari 60 bittowa tersebut, ada beberapa bittowa yang masih dipercayai dan juga dipertahankan, ada pula yang sudah tidak dipertahankan lagi. Penulis membandingkan pemahaman, kepercayaan, dan pelaksanaan oleh pemuda terhadap bittowa antara pemuda yang sudah menikah dengan pemuda yang belum menikah dan antara pemuda dengan tingkat pendidikan rendah dan tingkat pendidikan tinggi. Dari informan pemuda yang sudah menikah, dari 60 bittowa tersebut, diperoleh hasil sebanyak 36 bittowa yang masih dipahami, dan 24 bittowa yang tidak dipahami. Terdapat 10 bittowa yang masih dipercayai, 8 bittowa yang dipercayai dengan setengah hati, dan sebanyak 42 bittowa yang sudah tidak dipercayai lagi. Diperoleh sebanyak 23 bittowa yang masih dilaksanakan, ada 16 bittowa yang dilaksanakan dengan setengah hati, dan 21 bittowa yang sudah tidak dilaksanakan lagi. Sementara dari pemuda yang belum menikah diperoleh hasil sebanyak 33 bittowa yang masih dipahami, dan 27 bittowa yang tidak dipahami. Diperoleh 4 bittowa yang masih dipercayai, sebanyak 31 bittowa yang dipercayai dengan setengah hati, dan sebanyak 25 bittowa yang sudah tidak dipercayai lagi. Diperoleh sebanyak 15 bittowa yang masih dilaksanakan, ada 28 bittowa yang dilaksanakan dengan setengah hati, dan 17 bittowa yang sudah tidak dilaksanakan lagi. Pemuda dengan tingkat pendidikan tinggi menyatakan, sebanyak 29 bittowa yang masih dipahami, dan 31 bittowa yang tidak dipahami. Terdapat 2 bittowa yang masih dipercayai, 13 bittowa yang dipercayai dengan setengah hati, dan sebanyak 45 bittowa yang sudah tidak dipercayai lagi. Diperoleh sebanyak 11 bittowa yang masih dilaksanakan, ada 20 bittowa yang dilaksanakan dengan setengah hati, dan 29 bittowa yang sudah tidak dilaksanakan lagi. Sedangkan para pemuda dengan tingkat pendidikan rendah diperoleh hasil sebanyak 23 bittowa yang banyak dipahami dan 37 bittowa yang tidak dipahami. Diperoleh 13 bittowa yang masih dipercayai, sebanyak 13 bittowa yang dipercayai dengan setengah hati, dan sebanyak 34 bittowa yang sudah tidak dipercayai lagi. Diperoleh sebanyak 28 bittowa yang masih dilaksanakan, ada 15 bittowa yang dilaksanakan dengan setengah hati, dan 17 bittowa yang sudah tidak dilaksanakan lagi. Bittowa yang banyak dilaksanakan oleh pemuda adalah bâbâlan, sementara bittowa yang banyak tidak dilaksanakan oleh pemuda adalah gher-ogher.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKEPERCAYAAN TERHADAP BITTOWAen_US
dc.subjectKAJIAN SOSIOLINGUISTIKen_US
dc.titlePEMAHAMAN DAN KEPERCAYAAN TERHADAP BITTOWA OLEH PEMUDA DI KECAMATAN SUKOWONO KABUPATEN JEMBER (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record