dc.description.abstract | Proses produksi industri tahu menghasilkan limbah cair dan limbah padat.
Limbah padat yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pakan ternak sedangkan
limbah cairnya dibuang ke badan air. Limbah cair industri tahu banyak mengandung
senyawa organik berupa karbohidrat, lemak dan protein. Protein mengalami degradasi
membentuk asam amino. Asam amino yang merupakan hasil dari perombakan protein
akan dioksidasi menjadi amonia (NH3) dan senyawa karboksil. Senyawa amonia
(NH3) akan dioksidasi lagi menjadi nitrit (NO2
-), kemudian bila oksigen tersedia akan
dioksidasi lagi menjadi nitrat (NO3
-). Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 15 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan
Pengolahan Kedelai menyatakan bahwa kadar maksimum nitrat dan nitrit dalam
limbah cair 5 mg/L untuk nitrat (NO3
-) dan 0,3 mg/L untuk nitrit (NO2
-).
Metode adsorpsi dalam sistem dinamis menggunakan fixed bed column dapat
digunakan untuk mengurangi kadar nitrat dan nitrit dalam limbah cair tahu yang
dapat mencemari lingkungan. Adsorben yang digunakan yaitu arang aktif tempurung
kelapa yang dikemas dalam kolom. Limbah cair tahu dialirkan ke dalam kolom yang
telah berisi adsorben. Parameter adsorpsi meliputi massa adsorben (0,5-2,5 gram),
ukuran partikel adsorben (50-70 mesh), pH larutan influen (5-9), serta laju alir influen
(1-8 mL/menit). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi awal nitrat dan nitrit dalam
limbah cair tahu masing-masing sebesar 9,432 ppm dan 0,485 ppm, setelah diadsorpsi
dengan arang aktif tempurung kelapa pada massa adsorben 2 gram, ukuran partikel
adsorben 70 mesh, dan larutan influen pada pH 7 dengan laju alir influen 1 mL/menit
maka konsentrasi nitrat dan nitrit masing-masing sebesar 0,825 ppm dan 0,125 ppm.
Prosentase penurunan kadar nitrat dan nitrit masing-masing sebesar 91,25% dan
74,22%. | en_US |