Show simple item record

dc.contributor.advisorNuryadi
dc.contributor.advisorKusworini I, Dyah
dc.contributor.authorFitriani, Endah
dc.date.accessioned2016-01-27T05:52:17Z
dc.date.available2016-01-27T05:52:17Z
dc.date.issued2016-01-27
dc.identifier.nim112110101180
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/72574
dc.description.abstractDifteria yang merupakan suatu penyakit infeksi mendadak yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheria masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Indonesia khususnya di Jawa Timur. Penanggulangan KLB Difteri di Jawa Timur dilakukan dalam bentuk imunisasi tambahan atau Sub PIN Difteri. Puskesmas Sumberjambe merupakan satu-satunya puskesmas yang belum mencapai target cakupan pada seluruh antigen dengan angka cakupan kurang dari 95%. Selain itu, di Desa Jambearum wilayah kerja Puskesmas Sumberjambe ini merupakan satu-satunya desa yang mengalami kasus dan kematian akibat difteri setelah pelaksanaan Sub PIN yaitu dengan ditemukannya dua belas kasus baru difteri pada bulan Mei tahun 2013 dengan lima kematian. Hal tersebut tidak terlepas dari kinerja tenaga kesehatan pada pelaksanaan Sub PIN dalam upaya penanggulangan KLB Difteri sehingga kuantitas dan kualitas output yang dihasilkan tidak sesuai dengan target yang diinginkan sehingga berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa kinerja tenaga kesehatan dalam penanggulangan KLB Difteri belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan kinerja tenaga kesehatan dalam penanggulangan KLB Difteri di Puskesmas Sumberjambe Kabupaten Jember melalui SUB PIN Difteri dan tindak lanjut pasca Sub PIN Difteri. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional, jumlah sampel sebanyak 30 responden. Data primer pada penelitian ini adalah data mengenai kinerja tenaga kesehatan. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan keseluruhan hasil yang diperoleh akan menggambarkan kinerja tenaga kesehatan dalam penanggulangan KLB Difteri. Hasil penilaian kinerja dalam pelaksanaan Sub PIN Difteri dengan menggunakan metode self-appraisals menunjukkan bahwa 83,3% responden termasuk dalam kategori kinerja sangat baik dan baik pada aspek persiapan, 86,7% termasuk dalam kategori kinerja sangat baik dan baik pada aspek pelaksanaan, dan 80% termasuk dalam kategori kinerja sangat baik dan baik pada aspek monitoring dan evaluasi. Sedangkan hasil penilaian kinerja dalam penguatan imunisasi rutin pasca Sub PIN Difteri dengan menggunakan metode checklist menunjukkan bahwa sebesar 71,4% responden termasuk dalam kategori kinerja sedang pada aspek persiapan, 57,1% termasuk dalam kategori kinerja sedang pada aspek pelaksanaan, dan 71,4% termasuk dalam kategori kinerja baik pada aspek monitoring dan evaluasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar kinerja tenaga kesehatan pada aspek persiapan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi pada penilaian kinerja dengan menggunakan metode self-appraisals termasuk dalam kategori kinerja sangat baik dan baik. Sebagian besar kinerja tenaga kesehatan pada aspek persiapan dan pelaksanaan pada penilaian kinerja dengan menggunakan metode checklist termasuk dalam kategori kinerja sedang. Sedangkan pada aspek monitoring dan evaluasi termasuk dalam kategori kinerja baik.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPENILAIAN KINERJA TENAGA KESEHATANen_US
dc.subjectMETODE SELF-APPRAISALS DAN CHECKLISTen_US
dc.subjectPENANGGULANGAN KLB DIFTERIen_US
dc.titlePENILAIAN KINERJA TENAGA KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN KLB DIFTERI DENGAN METODE SELF-APPRAISALS DAN CHECKLIST (Studi Kasus di Puskesmas Sumberjambe Kabupaten Jember)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record