NOVEL NAYLA KARYA DJENAR MAESA AYU: KAJIAN STILISTIKA
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pemaknaan terhadap gaya
bahasa pada novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan memakai pendekatan
struktural dan stilistika. Pendekatan struktural dipakai untuk mempermudah
memahami unsur-unsur intrinsik novel, yaitu tema, tokoh dan perwatakan, dan
latar. Pendekatan stilistika dipakai untuk menganalisis gaya bahasa, gaya
kepengarangan, konteks sosial budaya, pandangan hidup, dan ideologi pengarang.
Pendekatan struktural dipakai untuk menganalisis unsur intrinsik yaitu,
tema, tokoh dan perwatakan serta latar. Tema mayor pada novel ini adalah
seorang anak yang mengalami kekerasan dan pelecehan seksual dalam
mengeksistensikan dirinya. Tema minor dibagi menjadi dua, yaitu ibu yang kejam
akan mempengaruhi psikologis anak dan konsep cinta yang salah akan berakibat
pada penyesalan. Tokoh utama pada novel ini adalah Nayla, sesuai dengan judul
novelnya. Tokoh bawahannya adalah ibu Nayla, Juli, Ben, Ratu (ibu tiri Nayla),
serta Radja (ayah Nayla). Novel Nayla memiliki latar tempat antara lain, rumah
ibu Nayla, diskotek, rumah perawatan anak nakal dan narkotika, kamar kos Nayla,
hotel, polsek, terminal, restoran, dan kafe.
Latar waktu yang ada adalah subuh dini hari; pagi; hari ini dan kemarin;
malam; sore; siang; waktu kecil, masa kini, masa depan; catatan harian Nayla, 18
Juli 1987; catatan harian ibu Lina, 28 Oktober 1987; catatan harian Nayla, 30
Oktober 1987; SMS (Short Message Service); cerita pendek; e-mail, dan surat.
Latar sosial menjelaskan masalah kota metropolitan seperti broken home,
pelacuran, kehidupan dunia malam, pelecehan seksual, dan kekerasan seksual Teori stilistika deskriptif dipakai untuk menganalisis unsur diksi dan bahasa
figuratif. Diksi dibagi menjadi 3, yaitu kata konotatif, kata vulgar, dan kata
serapan. Bahasa figuratif meliputi kata idiomatik dan majas. Majas yang dipakai
untuk menganalisis novel Nayla adalah majas perbandingan, majas penegasan,
dan majas sindiran. Bagian dari majas perbandingan yang dipakai adalah majas
asosiasi, personifikasi, hiperbola, litotes, metafora, metonimia, dan majas
simbolik. Majas penegasan meliputi majas apofasis, klimaks, repetisi (meliputi
epizeuksis dan anafora) serta majas tautologi. Majas sindiran yang ditemukan
meliputi majas inuendo dan sarkasme.
Teori stilistika genetis dipakai untuk mengetahui gaya kepengarangan dan
ideologi pengarang. Ideologi Djenar menekankan pada perlawanan terhadap
aturan-aturan yang normatif di masyarakat. Perempuan dan mitos keperawanan
menjadi sasaran utama dari ideologi Djenar. Seksualitas menjadi sarana untuk
menjabarkan tentang mitos-mitos yang beredar. Djenar melakukan perlawanan
terhadap nilai-nilai konservatif yang ada di masyarakat. Teori stilistika genetis
membahas hal yang berhubungan dengan unsur kepengarangan dalam karyanya,
diantaranya adalah perempuan dan mitos keperawanan, dominasi maskulinitas
sebagai ketidakadilan gender, dan broken home: pemicu kejahatan di masyarakat.