OPTIMASI DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL KITOSAN - NARINGENIN DENGAN VARIASI PH DAN KONSENTRASI NATRIUM TRIPOLIFOSFAT
Abstract
Beberapa dekade terakhir ini penggunaan nanopartikel sebagai sistem penghantaran obat mendapat perhatian yang sangat penting dan menarik untuk dikembangkan sebagai sistem penghantaran yang efektif. Nanopartikel dari bahan polimer alam seperti kitosan banyak diaplikasikan pada sistem penghantaran obat karena sifat-sifatnya yang istimewa seperti biokompatibel, biodegradabel, mukoadhesif dan meningkatkan permeasi usus.
Pembuatan nanopartikel dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain komposisi material dan metode yang digunakan. Secara umum, nanopartikel dengan metode gelasi ionik dapat dibuat dengan komposisi material seperti polimer, crosslinker, dan surfaktan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kitosan sebagai polimer, TPP sebagai crosslinker, dan tween 80 sebagai surfaktan dalam pembuatan nanopartikel. Pembuatan nanopartikel kitosan dilakukan dengan metode gelasi ionik dengan pengadukan magnetik stirer pada suhu kamar dengan kecepatan 1000 rpm selama 1 jam. Pembentukan nanopartikel merupakan hasil interaksi antara gugus negatif TPP dengan muatan positif gugus amina dari kitosan.
Bahan aktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah naringenin. Naringenin merupakan senyawa flavonoid yang memiliki efek bioaktif bagi kesehatan manusia sebagai antioksidan, antiinflamasi, promotor metabolisme karbohidrat, dan modulator sistem imun. Kelarutan naringenin yang rendah menyebabkan bioavailabilitasnya dalam tubuh menjadi semakin berkurang sehingga efek biologis yang ditimbulkannya pun menjadi menurun. Hal ini membutuhkan pengembangan naringenin dalam bentuk yang dapat diformulasikan menjadi
ix
sediaan yang memiliki bioavailabilitas tinggi untuk terwujudnya efek terapetik yang diharapkan. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menyalut naringenin dalam bentuk nanopartikel sehingga bioavailabilitas naringenin dapat ditingkatkan.
Optimasi dilakukan dalam penelitan ini untuk mendapatkan formula optimum nanopartikel kitosan ter-loading naringenin dengan persentase entrapment efficiency (%EE) yang optimum. Metode optimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain faktorial. Penelitian ini bertujuan membuat nanopartikel kitosan-naringenin dengan variasi pH dan konsentrasi TPP serta menentukan karakterisasinya yang meliputi pembentukan kompleks, ukuran partikel, distribusi ukuran partikel, indeks polidispersitas, zeta potensial, dan morfologi partikel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa %EE meningkat dengan menurunnya pH TPP dan meningkatnya konsentrasi TPP. Data respon %EE untuk formula (1), (a), (b), dan (ab) masing-masing sebesar 53,33%; 53,17%; 57,23%; 54,47%. Analisis dengan FTIR menunjukkan ikatan N-H pada bilangan gelombang 3400 cm1 telah mengalami perubahan dari amina primer menjadi amina kuartener. Hal ini berarti telah terjadi interaksi ionik (ikatan sambung silang) antara ion amonium kitosan dan ion fosfat dari TPP dalam nanopartikel. Pita serapan P=O dari senyawa TPP muncul di bilangan gelombang 1157 cm-1. Ukuran partikel, indeks polidispersitas, dan zeta potensial yang dihasilkan adalah 25,9 nm; 0,624; 16,59 mV. Analisis dengan TEM menghasilkan morfologi permukaan nanopartikel yang halus dan mendekati sferis.
Dari keseluruhan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan TPP sebagai agen crosslinker pada pH yang tinggi akan menurunkan respon %EE, sedangkan penggunaan TPP dengan konsentrasi tinggi mampu meningkatkan respon %EE, dan penggunaan kombinasi keduanya akan menurunkan respon %EE nanopartikel kitosan-naringenin. pH dan konsentrasi TPP yang memenuhi persyaratan respon %EE optimum berdasarkan hasil optimasi dalam penelitian ini adalah pada pH TPP 4 dan konsentrasi TPP 0,1%.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]