ANALISIS PERIODE INTELEKTUAL TOKOH UTAMA NOVEL BUTIRAN DEBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY: SUATU TINJAUAN PSIKOLOGI ANAK
Abstract
Tujuan penelitian ini difokuskan untuk menjawab rumusan masalah yaitu: 1)
Bagaimanakah keterjalinan unsur-unsur struktural yang meliputi judul, tema,
penokohan dan perwatakan, latar atau setting, serta konflik yang terdapat dalam novel
Butiran Debu Karya Taufiqurrahman Al-Azizy? 2) Bagaimana periode intelektual
tokoh utama yang meliputi: memasuki masyarakat di luar keluarga, pengamatan anak,
pikiran, ingatan dan fantasi anak, serta kehidupan volitif/kemauan yang terdapat
dalam novel Butiran Debu Karya Taufiqurrahman Al-Azizy?
Tujuan penelitian dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum dalam penelitian ini yaitu: 1) meningkatkan dan mengembangkan
kemampuan apresiasi terhadap karya sastra, terutama novel; menambah wawasan dan
pengetahuan tentang psikologis pada keragaman substansi atau isi karya sastra,
khususnya yang mengisahkan perkembangan kehidupan anak. Tujuan khusus dalam
penelitian ini yaitu: 1) mendeskripsikan keterjalinan unsur-unsur yang ada dalam
novel Butiran Debu Karya Taufiqurrahman Al-Azizy yang meliputi judul, tema,
tokoh dan perwatakan, latar atau setting, serta konflik; 2) mendeskripsikan
representasi psikologi pada anak periode intelektual khususnya pada masa kanakkanak
usia 6-12 tahun dalam novel Butiran Debu Karya Taufiqurrahman Al-Azizy
yang meliputi: memasuki masyarakat di luar keluarga, pengamatan anak, pikiran,
ingatan dan fantasi anak dan kehidupan volutif/kemauan. Motode yang digunakan
yaitu metode kualitatif deskriptif.
Adapun langkah-langkah metode kualitatif deskriptif dalam penelitian ini
sebagai berikut. 1) membaca dan memahami isi/substansi novel; 2) mengidentifikasi
dan mengelola data dengan mengklasifikasikan data-data yang berhubungan dengan unsur-unsur struktural; 3) mengidentifikasi dan mengola data dengan mengklasifikasi
data-data yang berhubungan dengan unsur-unsur psikologi anak; 4) melakukan
analisis struktural yang meliputi unsur-unsur intrinsik dalam karya sastra tersebut
(judul, tema, penokohan dan perwatakan, latar atau setting, serta konflik); 5)
melakukan analisis pragmatik yang menekankan pada psikologi anak yang meliputi
(memasuki masyarakat di luar keluarga, pengamatan anak, pikiran, ingatan dan
fantasi anak, kehidupan perasaan anak, serta kehidupan volutif/kemauan).
Judul novel Butiran Debu karya Taufiqurrahman Al-Azizy dapat
mengidentifikasi keadaan atau pun suasana cerita. yang terjadi pada tokoh utama
Iwan. Tema mayor novel tersebut yaitu perjuangan dalam mempertahankan
kelangsungan hidup. Tema minor dalam novel tersebut yaitu: 1) seorang ibu rela
melakukan segala cara demi mewujudkan kasih sayangnya kepada anaknya; dan 2)
setiap manusia memiliki rasa kasih sayang yang tulus.
Tokoh utama dalam novel tersebut merupakan Iwan. Tokoh bawahan dalam
novel tersebut yaitu: Pak Rustam, Bu Rohana, Siti, Rohman, dan Ratih. Keenam
tokoh tersebut sangat membantu keberadaan tokoh utama. Latar dibagi menjadi tiga
yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar lingkungan. Pertama, Latar tempat dalam
novel Butiran Debu yaitu rumah, ladang singkong, kali Cihideung, BTM, Rumah
Rohman, dan kelurahan. Latar waktu Butiran Debu yaitu pagi hari, siang hari, sore
hari dan malam hari. Ketiga, latar lingkungan dalam novel Butiran Debu yaitu
perkotaan dan pedesaan. Konflik yang terjadi dalam novel Butiran Debu yaitu konflik
fisik (eksternal) yaitu (1) Iwan dengan Mas Boy, (2) Rohman dengan Mas Boy.
Sedangkan, konflik batin (internal) yaitu (1) ide Ratih dengan ide Rohman (2) konflik fisik (eksternal) yaitu (1) Iwan dengan Mas Boy, (2) Rohman dengan Mas Boy.
Sedangkan, konflik batin (internal) yaitu (1) ide Ratih dengan ide Rohman (2) konflik
antar seseorang dan kata hatinya yang dialami oleh Iwan yang berusaha untuk tidak
mengambil bungkusan.
Analisis pragmatik yang lebih menekankan pada psikologi. Pada novel Butiran
Debu ini, tokoh Iwan memasuki masyarakat di luar keluarga bersama adiknya ketika
menggelandang. Pengamatan anak pada novel Butiran Debu ini dilakukan dengan 4
(empat) stadium, yaitu (1) pada tahap stadium-keadaan Iwan mampu mengamati hal hal yang berkaitan dengan kehidupan di lingkungan sekitar. (2). Pada tahap stadiumperbuatan
ini anak menaruh minat besar terhadap pekerjaan dan perbuatan orang
dewasa, serta tingkah laku binatang. Iwan menaruh perhatian kepada pengamen
jalanan. (3) pada tahap stadium-hubungan Iwan mengamati hubungan Rohman
dengan keluarganya.. (4) Pada stadium-perihal (sifat) menjelaskan bahwa hasil dari
pengamatan Iwan tidak hanya terfokus pada satu titik, tetapi mengkonstrarir ciri-ciri
atau sifat dari benda, orang, dan peristiwa. Pertama, sifat orang mengacu pada Bu
Rohana yang berubah menjadi pemarah dan pemukul, sedangkan sifat Rohman yang
menyayangi Iwan seperti adik kandung sendiri. Kedua sifat dari benda yang mengacu
pada alat musik. Alat musik bersifat penting karena seorang pengamen harus mampu
memainkan alat musik dan menghafal lagu. Pada novel Butiran Debu terdapat
pikiran, ingatan dan fantasi anak. (1) Iwan berpikir untuk mencari jawaban yang tepat
tanpa memberikan jawaban arti yang sebenarnya kepada Siti. (2) Iwan masih dapat
mengingat beberapa kenangan dan janji ibunya di atas jembatan Cidua. (3) Karena
berpisah dengan keluarganya, Iwan menginginkan dirinya dapat berkumpul. Hal
tersebut yang membuat dunia fantasi Iwan mulai bergerak. Pada novel Butiran Debu
terdapat kehidupan perasaan anak dan rasa takut. Iwan memiliki sifat seperti anak
kecil pada umumnya yang memiliki perasaan takut.