dc.description.abstract | Secara global terdapat 334 juta orang menderita asma. Asma merupakan suatu
penyakit pernafasan yang disebabkan oleh adanya faktor pemicu, salah satunya yaitu
faktor psikologis (stres emosional) yang dapat dipicu karena adanya ekspresi emosi
keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan emosional
keluarga: tingkat ekspresi emosi keluarga dengan kekambuhan pada klien asma.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain survei
analitik yaitu cross sectional dengan sampel yang terdiri dari 67 responden. Teknik
pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen menggunakan
kuesioner tentang tingkat ekspresi emosi keluarga yang terdiri dari 25 pernyataan
dengan kategori ekspresi emosi tinggi dan ekspresi emosi rendah serta satu
pertanyaan kekambuhan asma dengan kategori intermitten, persisten ringan, persisten
sedang dan persisten berat.
Hasil tingkat ekspresi emosi keluarga bervariasi dimana klien yang memiliki
tingkat ekspresi emosi rendah yaitu 36 orang (53,7%) dan klien yang memiliki
tingkat ekspresi emosi tinggi yaitu 31 orang (46,3%). Hasil kekambuhan asma
sebagian besar klien mengalami kekambuhan persisten ringan yaitu sebanyak 47
orang (70,1%). Analisa data menggunakan uji chi square dan didapatkan nilai P
value= 0,140>α (α = 0,05) yang berarti Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan yang signifikan antara tingkat ekspresi emosi keluarga dengan
kekambuhan pada klien asma. Hasil penelitian mengindikasikan perlunya perawat
mengidentifikasi faktor pemicu utama terjadinya kekambuhan asma dan keluarga
perlu untuk dilatih dalam kecakapan penanganan anggota keluarga yang mengalami
kekambuhan asma, terlebih pada tingkat kekambuhan persisten sedang yang terdapat
pada klien. | en_US |