PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)
Abstract
Inflasi merupakan suatu fenomena dalam dunia ekonomi. Di Indonesia,
inflasi dihitung dari perubahan harga barang dan jasa yang dinyatakan dengan
Indeks Harga Konsumen (IHK). Inflasi tinggi dapat berdampak negatif terhadap
kondisi sosial ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan adanya peramalan
IHK yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menjaga stabilitas nilai IHK.
Metode peramalan yang dapat digunakan adalah Jaringan Syaraf Tiruan (JST) dan
Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS). JST adalah alat pemodelan data
statistik nonlinier. Salah satu algoritma yang dapat digunakan untuk melakukan
peramalan adalah backpropagation. ANFIS adalah gabungan dari logika fuzzy dan
JST. Salah satu algoritma yang dapat digunakan adalah hybrid, yaitu algoritma
yang merupakan gabungan dari Least Squares Estimator (LSE) dan Error
Backpropagation (EBP). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan model
peramalan IHK terbaik berdasarkan nilai Mean Absolute Deviation (MAD) dan
Mean Absolute Precentage Error (MAPE) pada tahap pengujian menggunakan
metode JST dan ANFIS.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder Indeks
Harga Konsumen (IHK) interval bulanan periode Januari 2000 – Agustus 2015
dari Badan Pusat Statistika (BPS). Data IHK periode Januari 2000 – September
2011 digunakan sebagai data pelatihan, sedangkan data IHK periode Oktober
2011 – Agustus 2015 digunakan sebagai data pengujian. Data pelatihan dan
pengujian terlebih dahulu dinormalisasi pada range [0,1 0,9] untuk menyesuaikan
range data dengan fungsi aktivasi dan fungsi keanggotaan yang digunakan.
Arsitektur JST yang digunakan terdiri dari 3 model, dimana setiap model
viii
memiliki jumlah neuron lapisan tersembunyi masing-masing 2, 5, dan 10.
Arsitektur ANFIS yang digunakan terdiri dari 3 model, dimana setiap model
memiliki jumlah fungsi keanggotaan input sebanyak 2, 5, dan 10.
Pada tahap pengujian, ketiga model JST menghasilkan nilai MAD dan
MAPE yang lebih stabil dengan selisih yang sangat kecil dengan rata-rata MAD
sebesar 1,764 dan rata-rata MAPE sebesar 1,43 %. Hasil pengujian IHK
menggunakan JST dengan algoritma backpropagation menunjukkan bahwa model
2 dengan jumlah neuron lapisan tersembunyi sebanyak 5 merupakan model
peramalan terbaik menggunakan JST dengan menghasilkan nilai MAD dan
MAPE terkecil sebesar 1,743 dan 1,42 %. Sementara itu, ketiga model pengujian
ANFIS menghasilkan nilai MAD dan MAPE dengan selisih yang relatif besar
dengan rata-rata MAD sebesar 2,115 dan rata-rata MAPE sebesar 1,61 %. Hasil
pengujian IHK menggunakan ANFIS dengan algoritma hybrid menunjukkan
bahwa model 1 dengan jumlah fungsi keanggotaan input sebanyak 2 merupakan
model peramalan terbaik menggunakan ANFIS dengan menghasilkan nilai MAD
dan MAPE terkecil sebesar 1,274 dan 0,97 %.
Secara garis besar, hasil pengujian dari JST dan ANFIS menghasilkan MAD
dan MAPE yang sangat baik. Untuk menentukan model terbaik, hasil pengujian
JST dibandingkan dengan hasil pengujian ANFIS. Diantara hasil pengujian model
JST dan ANFIS, terlihat bahwa ANFIS model 1 memiliki MAD dan MAPE yang
lebih kecil dibandingkan dengan model lain. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
ANFIS dengan jumlah fungsi keanggotaan input sebanyak 2 merupakan model
terbaik untuk peramalan IHK jangka panjang dengan akurasi 99,03 %.