dc.description.abstract | Mantra bagi masyarakat Jember bukanlah sekedar pewarisan kebudayaan
tetapi sebagai media komunikasi dengan Sang Pencipta. Oleh karena itu, munculnya
pembacaan mantra dinilai hal yang sakral. Pembacaan mantra dalam proses merias
pengantin mempunyai keunikan-keunikan tersendiri, sehingga peneliti tertarik
memilih mantra merias pengantin sebagai fokus penelitian. Keunikan tersebut antara
lain : 1) bahasa yang digunakan tidak mudah dipahami karena terdapat beberapa katakata
yang jarang dipakai dalam komunikasi sehari-hari, 2) cara mengucapkan mantra
berbeda dengan cara berbicara atau berkomunikasi pada umumnya. Berdasarkan latar
belakang di atas, penelitian ini mengangkat permasalahan (1) bagaimanakah bentukbentuk
metafor pada mantra merias pengantin di Jember? dan, (2) bagaimanakah
makna metafor pada mantra merias pengantin di Jember?. Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan bentuk-bentuk metafor pada
tataran kata, frasa, kalimat, dan wacana pada mantra merias pengantin di Jember, (2)
mendeskripsikan makna metafor pada mantra merias pengantin di Jember.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
penelitian deskriptif-kualitatif. Data berupa teks mantra yang mengindikasikan
adanya unsur metafor. Sumber data diperoleh dari penutur mantra yakni perias
pengantin dan narasumber lain yang mengerti tentang mantra. Metode Penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data, teknik
transkripsi dan penerjemahan, serta teknik analisis data. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah instrumen pemandu pengumpul data (kamera digital dan
wawancara) dan pemandu analisis data (tabel pengklasifikasian bentuk-bentuk
metafor). | en_US |