KARAKTERISASI MEMBRAN BERBASIS POLISULFON DENGAN BERBAGAI KEASAMAN NON-PELARUT
Abstract
Teknologi membran merupakan salah satu teknologi alternatif yang dapat
memberikan solusi dalam kebutuhan sehari-hari. Teknologi ini memiliki banyak
kelebihan yang tidak dimiliki oleh proses pemisahan konvensional lainnya, kelebihan
teknologi membran tersebut yaitu pemisahan membran dapat dilakukan secara
kontinu, konsumsi energi relatif rendah dan material membran bervariasi sehingga
mudah di adaptasikan pemakaiannya. Komponen penting dalam teknologi membran
adalah material membran. Polisulfon merupakan salah satu material membran sebagai
dasar pembuatan membran yang memiliki kelebihan diantaranya ketahanan terhadap
hidrolisis dan oksidasi, kestabilan mekanik dan termal yang tinggi serta ketahanan
terhadap pH ekstrim.
Metode inversi fasa digunakan sebagai metode pembuatan membran
polisulfon, metode inversi fasa prosesnya mudah dilakukan, parameter yang
mempengaruhi yaitu suhu, komposisi larutan casting, waktu penguapan pelarut dan
jenis koagulan atau non pelarut. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji karakterisasi
membran berbasis polisulfon dengan berbagai keasaman non pelarut terhadap kinerja
membran (permeabilitas, fluks dan rejeksi membran) dan morfologi membran
polisulfon. Pelarut yang digunakan pada penelitian ini adalah Dimetilacetamida
(DMAc) dan zat aditif yang digunakan adalah Polietilen glikol (PEG).
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik dan Laboratorium
Kimia Analitik, pembuatan membran polisulfon dengan berbagai keasaman non
pelarut, karakterisasi kinerja membran (permeabilitas, fluks dan rejeksi membran)
dan uji morfologi membran menggunakan Scanning electrone microscope (SEM).
Pengujian permeabilitas membran meliputi penentuan waktu kompaksi dan uji fluks versus variasi tekanan (1; 1,5; 2; 2,5; 3) dan uji fluks membran meliputi penentuan
waktu kompaksi dan uji fluks air. Waktu kompaksi dilakukan untuk didapatkan nilai
fluks yang konstant menggunakan air sebagai larutan umpan yang difiltrasi pada
membran polisulfon dengan tekanan 2 bar. Rejeksi membran dilakukan menggunakan
dekstran dengan BM 100-200 kDa sebagai larutan umpan dengan konsentrasi 1000
ppm. Penentuan konsentrasi permeat dan retentat dengan spektrofotometer UV-Vis
dengan tekanan 2 bar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien permeabilitas membran
kondisi pH asam, netral dan basa adalah 0,0099; 0,0516; 0,0342. Nilai fluks membran
adalah 0,012; 0,087; 0,085. Koefisien permeabilitas membran berbanding lurus
dengan nilai fluks air yang didapat dari gradien kemiringan antara fluks air dan
tekanan. Koefisien permeabilitas yang tinggi akan berpengaruh sama terhadap
besarnya nilai fluks juga. Membran kondisi pH netral menghasilkan nilai
permeabilitas dan fluks yang paling tinggi. Hal ini dimungkinkan adanya interaksi
polimer yang menyebabkan lapisan membran terbentuk lebih tipis, distribusi pori
merata dan sama besarnya sifat kepolaran yang terjadi antara pelarut DMAc dan air
yang digunakan sebagai non pelarut. Rejeksi membran pada kondisi pH asam, netral
dan basa menghasilkan rejeks sebesar data tidak tersedia, 74% dan 76%. Rejeksi
membran pada kondisi pH asam tidak dihasilkan data, tidak dihasilkan permeat sesuai
uang dibutuhkan untuk perlakuan uji rejeksi membran karena membran yang
terbentuk memiliki ketebalan yang besar dan dimungkinkan ukuran pori yang
terbentuk dense untuk dilewati larutan dekstran. Hasil morfologi membran yang
diperoleh tidak tampak jelas sehingga dari hasil analisis morfologi hanya diperoleh
membran yang asimetris karena untuk mendapatkan ketebalan membran pada top
layer sangat sulit didapatkan.