PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK DI KAWASAN GUNUNG PARANG KABUPATEN LUMAJANG
Abstract
Indonesia terletak di daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar dan 1
lempeng tektonik kecil. Lempeng-lempeng tektonik ini bergerak relatif satu sam lain
yang nantinya akan bertumbukan satu sama lain membentuk gunung. Indonesia
memiliki banyak tipe gunung. Contohnya adalah Gunungapi Lamongan tipe maar di
Lumajang. Tipe maar ini dicirikan dengan adanya banyak kawah dan gununng kecil
disekitarnya. Salah satunya adalah kawasan Gunung Parang yang memiliki kawah
cukup besar di sebelahnya namun kawah ini tidak terisi air meskipun ukurannya
relatif luas. Ketinggian dari Gunung Parang sendiri sekitar 500 mdpl. Oleh karena itu
peneliti tertarik untuk meneliti struktur bawah permukaan yang ada di kawasan
Gunung Parang sebagai langkah awal untuk memperoleh gambaran mengenai bawah
permukaan daerah tersebut yang bisa dijadikan data pendukung untuk penelitian
selanjutnya. Penelitian ini menggunakan metode magnetik. Metode magnetik adalah
metode geofisika untuk menggambarkan bawah permukaan dengan menggunakan
medan magnet bumi sebagai sumber penyebab batuan termagnetisasi. Batuan
memiliki nilai kemagnetan (suseptibilitas) yang berbeda sehingga batuan tersebut
dapat diidentifikasi berdasarkan intensitas medan magnet yang ditimbulkannya.
Batuan beku umumnya memiliki nilai intensitas medan magnet yang lebih besar dari
pada batuan sedimen. Penelitian ini dilakukan di kawasan Gunung Parang pada tanggal 21-24
Desember dengan jumlah titik daerah tempat penelitian sebanyak 42 titik. Luas
daerah penelitian sekitar (3x2) km2 dimana jarak antar titik sekitar ± 200 m.
Pengukuran medan magnet pada setiap titik di lapangan merupakan medan magnet
total bumi. Medan magnet total harus dikoreksi oleh medan magnet utama bumi
(IGRF) dan medan magnet variasi harian di kawasan Gunung Parang. Data anomali
medan magnet kemudian diolah menggunakan Surfer 11 sehingga menghasilkan
kontur anomali medan magnet kemudian direduksi ke kutub menggunakan Magpick.
Kontur anomali medan magnet reduksi ke kutub ini digunakan untuk interpretasi
pendugaan struktur bawah permukaan yang kemudian dicocokkan dengan struktur
batuan peta geologi di Kawasan Gunung Parang .
Hasil anomali medan magnet total terdapat tiga kelompok anomali. Kelompok
pertama adalah anomali medan magnet tinggi yaitu 45600 nT sampai 46600 nT.
Kelompok anomali yang kedua adalah anomali medan magnet sedang yaitu 43400
nT sampai 44600 nT. Kelompok ketiga adalah anomali medan magnet sangat rendah
yaitu 43200 nT sampai 41800 nT. Medan magnet total kemudian dikoreksi dengan
medan magnet IGRF dan medan magnet variasi harian menghasilkan anomali medan
magnet. Anomali medan magnet tetap memiliki tiga kelompok anomali. Kelompok
pertama adalah anomali medan magnet tinggi yaitu sekitar 800 nT sampai 2200 nT
diduga berasal dari batuan yang paling dangkal kedua. Kelompok kedua adalah
anomali medan magnet rendah yaitu sekitar -200 nT sampai -1000 nT diduga berasal
dari batuan paling dangkal yang mendominasi batuan permukaan di kawasan
Gunung Parang. Kelompok ketiga adalah anomali medan magnet sangat rendah yaitu
sekitar -1200 nT sampai -2600 nT diduga berasal dari batuan yang paling dalam.
Anomali medan magnet dipengaruhi oleh sudut inklinasi tempat penelitian sehingga
kontur anomali tidak tepat berada di atas batuan penyebab anomalinya maka perlu
dilakukan reduksi ke kutub.