HUBUNGAN ANTARA MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA PELATIHAN OTOMOTIF DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELATIHAN KERJA JEMBER
Abstract
Pelatihan merupakan bagian dari pendidikan sebagai upaya untuk menambah
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Oleh karena itu, membutuhkan model
pembelajaran yang inovatif dan menarik, salah satunya ialah model quantum
learning. Model ini merupakan suatu konsep belajar nyaman dan menyenangkan,
yang mengeksplor seluruh kemampuan individu sehingga diyakini dapat
menyukseskan hasil belajar dan memperkuat kepercayaan diri. Hal ini penting,
karena seseorang yang tidak percaya diri akan ragu terhadap kemampuannya sendiri
sehingga sulit berkembang. Seperti halnya peserta pelatihan kejuruan otomotif sub
kejuruan sepeda motor, program swadana di UPT-PK Jember. Meski telah
menggunakan model ini, peserta pelatihan tidak atau kurang percaya diri. Oleh karena
itu, perlu dilakukan penelitian untuk menjawab rumusan masalah adakah hubungan
antara model quantum learning dengan kepercayaan diri peserta pelatihan. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan keduanya yang dinilai bermanfaat bagi
pengembangan proses pelatihan selanjutnya.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif korelasional dengan
pendekatan kuantitatif. Dalam pelaksanaannya, dilakukan dokumentasi data dengan
cara kunjungan langsung di UPTK-PK Jember yang dipilih sebagai daerah penelitian
karena sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun data yang dimaksud diantaranya: 1)
profil UPT-PK Jember, 2) data peserta pelatihan bidang otomotif, 3) data instruktur
bidang otomotif, 4) rencana kegiatan pelatihan bidang otomotif, serta 5) data sarana
dan media pelatihan bidang otomotif. Ketersediaan data-data tersebut menjadi dasar
observasi lebih lanjut yang bertujuan untuk mengetahui apakah model quantum
learning benar-benar sudah dilaksanakan dengan baik. Adapun hasil pengamatan
penerapan model quantum learning yang telah dilakukan ialah: 1) adanya penjelasan
tentang manfaat program pelatihan, 2) disain lingkungan belajar yang telah
viii
disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta pelatihan, 3) adanya pemberian
motivasi sebelum dan selama kegiatan pelatihan, 4) peserta dibebaskan memilih gaya
belajar yang sesuai dengannya, serta 5) peserta dilatih secara mandiri untuk
menyelesaikan masalah pada berbagai tipe sepeda motor. Namun di samping
beberapa hal positif tersebut, juga ditemukan adanya kecanggungan dan
ketidaknyamanan peserta pelatihan selama kegiatan pelatihan karena ketidakramahan
pelatih atau instruktur dan ketidaknyamanan lingkungan tempat dilakukannya
pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model ini belum maksimal.
Kesimpulan awal tersebut selanjutnya dibuktikan melalui proses pengumpulan
data utama dengan instrumen angket yang disebarkan kepada seluruh peserta
pelatihan sebagai responden utama dalam penelitian ini. Setiap angket terdiri dari 18
item pernyataan untuk variabel model quantum learning dan 18 item untuk variabel
kepercayaan diri. Masing-masing jawaban dinilai menggunakan skala Likert dari
Sangat Setuju (SS) dengan skor 5, sampai Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1.
Jika keseluruhan item pernyataan tersebut telah dijawab, maka akan ditarik kembali
oleh peneliti untuk dilakukan proses scoring, tabulating, editing serta analisis data
lebih lanjut dengan rumus korelasi tata jenjang.
Adapun hasil analisis tersebut menunjukkan adanya hubungan positif yang
signifikan dan tergolong sangat tinggi, antara model quantum learning dengan
kepercayaan diri peserta pelatihan otomotif sub kejuruan sepeda motor program
swadana di UPT-PK Jember. Hal itu dibuktikan oleh harga r hitung sebesar 0,842
dengan taraf kepercayaan 95%. Jika diprosentasekan, hubungan antara keduanya
yaitu 71%.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model quantum learning di UPTPK
dapat memberikan kontribusi terhadap kepercayaan diri peserta pelatihan
otomotif sebesar 71%. Mengingat masih teradapat faktor ketidakramahan instruktur
dan ketidaknyamanan lingkungan yang menjadi kendala penguatan kepercayaan diri
secara maksimal. Oleh karena itu, pengelola UPT-PK Jember disarankan memberikan
sosialisasi kepada instruktur agar lebih memahami karakteristik peserta pelatihan dan
diberlakukan tatib kebersihan lingkungan pelatihan.