EFEK ANTIPIRETIK PERASAN DAUN KACAPIRING (Gardenia augusta Merr) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norwegicus)
Abstract
Demam merupakan suatu kondisi di mana temperatur tubuh di atas batas
normal yang mengacu pada reaksi peradangan. Kacapiring merupakan salah satu
tanaman yang dapat digunakan sebagai obat. Bagian tanaman yang digunakan sebagai
obat adalah daunnya. Daun kacapiring mengandung flavonoid. Flavonoid
menghambat jalur siklooksigenase yang dapat menghambat sintesis prostaglandin E2.
Jika prostaglandin dihambat, maka reaksi demam juga terhambat.
Penelitian dilakukan di bagian Biomedik Laboratorium Farmakologi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Jember. Jumlah sampel yang digunakan 25 ekor tikus
putih jantan, yang terbagi ke dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari
5 ekor tikus putih jantan. Kelompok A diberi akuades steril, kelompok B diberi
aspirin, kelompok C diberi perasan daun kacapiring 25%, kelompok D diberi perasan
daun kacapiring 50%, kelompok E diberi perasan daun kacapiring 100%. Masingmasing
tikus putih diiinjeksi vaksin DPT-Hb untuk membuat demam.
Hasil yang diperoleh yaitu perasan daun kacapiring memiliki efek antipiretik.
Efek antipiretik perasan daun kacapiring yang paling baik yaitu perasan daun
kacapiring 100%. Hal ini karena konsentrasi 100% merupakan konsentrasi perasan
tertinggi sehingga kecepatan berikatan dengan reseptor juga semakin tinggi yang
berakibat efek antipiretik yang dihasilkan juga semakin tinggi. Efek antipiretik
perasan 25% dan 50% lebih rendah daripada perasan 100% karena konsentrasinya
yang kecil dan telah dicampur akuades steril sehingga konsentrasi bahan dalam darah
lebih rendah dari batas konsentrasi minimal yang dapat berikatan dengan reseptor
secara optimal.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]