dc.description.abstract | Dua tahun terakhir ini, keberlanjutan produksi singkong terancam antara lain oleh adanya invasi hama asing yaitu kutu putih. Beberapa diantaranya adalah Phenacoccus manihoti, Paracoccus marginatus, dan Ferrisia virgata. Kutu putih singkong merupakan hama baru yang berpotensi menjadi ancaman di pertanaman khususnya tanaman singkong. Salah satu upaya pengendalian hama kutu putih pada tanaman singkong adalah dengan menggunakan musuh alaminya yaitu parasitoid, predator dan patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman hayati dan kelimpahan kutu putih serta musuh alaminya pada tanaman singkong.
Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan melakukan pengambilan sampel secara acak (simple random sampling) pada empat lokasi di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian dilakukan pada bulan November 2014 sampai Desember 2014 di Kabupaten Banyuwangi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kabupaten Banyuwangi ditemukan dua jenis spesies kutu putih yaitu P. marginatus dan F. virgata. Indeks Keanekaragaman tertinggi ditemukan di desa Glenmore Kecamatan Glenmore (H’ = 2.47) dan Indeks Keanekaragaman terendah ditemukan di desa Sobo Kecamatan Banyuwangi kota. Rerata jumlah P. marginatus tertinggi ditemukan di desa Glenmore sebanyak 28.65 ekor, sedangkan rerata jumlah P. marginatus terendah ditemukan di desa Secang sebanyak 6.5 ekor. Rerata jumlah F. virgata tertinggi ditemukan di desa Glenmore sebanyak 13.6 ekor dan rerata jumlah F. virgata terendah ditemukan di desa Secang sebanyak 1.3 ekor. Ditemukan satu jenis predator kutu putih jenis Lacewing Hemerobius spp.
Kesimpulan dari hasil penelitian keanekaragaman kutu putih dan musuh alaminya pada tanaman singkong adalah keanekaragaman kutu putih pada tanaman singkong masuk dalam kategori sedang dan ditemukan dua jenis kutu putih yakni P. marginatus dan F. virgata. Keanekaragaman musuh alami kutu putih pada tanaman singkong rendah, dan hanya ditemukan satu jenis predator kutu putih yakni Hemerobius spp.Tidak ada musuh alami berupa parasitoid. Hal ini diduga karena kutu putih dan parasitoidnya merupakan serangga invasif yang diperkirakan baru masuk ke Indonesia pada tahun 2010. | en_US |