PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MISKIN MELALUI BUDI DAYA JAMUR TIRAM DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI
Abstract
Desa Harjomulyo merupakan tempat berdirinya Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Sumber Wadung. Desa ini dikenal sebagai desa agraris, yang memiliki potensi alam yang cukup prospektif bagi pengembangan perekonomian wilayah di tingkat desa. Meskipun memiliki peran dominan dan strategis bagi pembangunan perekonomian, sektor pertanian di Desa Harjomulyo ini belum dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya terutama mereka yang bekerja pada sektor tersebut.
Sekitar 9932 orang penduduk di Desa Harjomulyo, 3860 orang di antaranya bekerja pada sektor pertanian. Masyarakat yang bekerja di sektor pertanian terbagi ke dalam rumah tangga petani yang jumlahnya 2528 keluarga dan rumah tangga buruh tani yang berjumlah 1050 keluarga, dan faktanya mereka masih berada dalam kondisi kemiskinan. Kemiskinan tersebut terlihat dari kondisi sumber daya manusia yang rendah pada masyarakat Desa Harjomulyo (sekitar PDP Sumber Wadung) yang salah satunya disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan yang ditempuh. Data tingkat pendidikan masyarakat tahun 2012 menyebutkan 677 orang dari masyarakat Desa Harjomulyo hanya tamatan SD/Sederajat.
Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat tersebut berpengaruh pada terbatasnya lapangan pekerjaan yang menyebabkan masyarakat tidak mempunyai kesempatan untuk memperoleh pekerjaan lain selain menjadi buruh tani yang dapat dijadikan sebagai penopang pemenuhan kebutuhan ekonominya. Oleh karena terbatasnya lapangan pekerjaan tersebut, pendapatan yang diterima buruh tani juga
rendah, yakni hanya Rp 750.000,- sampai Rp 900.000,- setiap bulannya, sedangkan pengeluarannya mencapai Rp 1.050.000,-/bulan. Oleh karena itu masyarakat tidak memiliki banyak pilihan untuk memenuhi kebutuhannya.
Melihat kondisi kemiskinan yang ada pada masyarakat tersebut, maka peneliti dalam penelitian ini melakukan action research atau penelitian tindakan melalui pemberdayaan dengan memberikan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dilakukan peneliti dengan melihat potensi sumber daya alam sekitar yang belum dioptimalkan dengan baik yaitu limbah kulit kopi. Limbah kulit kopi ini oleh para petani hanya dibuang atau dibakar untuk kemudian dijadikan pupuk di kebun. Oleh karena itu, peneliti melakukan pemberdayaan dengan memberikan pelatihan budi daya jamur tiram yang memanfaatkan limbah kulit kopi untuk media tanam (substrat)nya. Selain dapat mengurangi limbah kulit kopi, masyarakat juga memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam budi daya jamur tiram. Hasil penjualan jamur tiram ini, juga dapat meningkatkan pendapatan baik dijual dalam kondisi mentah atau sudah olahan.
Pelatihan budi daya jamur tiram ini diberikan kepada masyarakat buruh tani miskin Desa Harjomulyo. Jumlah buruh tani yang mengikuti pelatihan ini sebanyak empat orang, sedangkan jumlah baglog yang dihasilkan adalah sebanyak 600 baglog yang saat ini hanya tersisa 400 baglog karena 200 baglog diantaranya tidak berhasil ditumbuhi jamur tiram. Peneliti membagi 400 baglog kepada buruh tani dengan jumlah yang berbeda berdasarkan besarnya tanggungan yang dimiliki buruh tani. Hal ini ditujukan untuk mengetahui peningkatan pendapatan buruh tani setelah mengelola jamur tiram. Setelah mengalami masa panen, setiap harinya dihasilkan seberat 0,5-1,5 kg jamur tiram, tergantung banyaknya jumlah baglog yang dikelola. Jika disesuaikan dengan harga pasar, maka setiap harinya buruh tani menerima tambahan pendapatan minimal sebesar Rp 6.000,- sampai dengan Rp 18.000,-. Jadi, pelatihan budi daya jamur tiram ini memiliki peluang besar untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.