dc.description.abstract | Keanekaragaman hayati di Indonesia termasuk dalam golongan tertinggi di
dunia, baik flora maupun fauna. Indonesia memiliki jenis flora yang diperkirakan
berjumlah sebanyak 25.000 jenis atau lebih dari 10% dari flora dunia dan dari jumlah
tersebut sebagian besar mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai tumbuhan
industri, buah-buahan, rempah-rempah dan obat-obatan. Informasi lain menyebutkan
lebih dari 30.000 sampai 40.000 jenis tumbuhan obat yang tersebar dari Aceh sampai
Papua bahkan tumbuhan laut banyak yang berfungsi sebagai obat. Pemanfaatan
tumbuhan dalam pengobatan penyakit merupakan kegiatan turun-temurun yang telah
dipraktekkan oleh berbagai suku di Indonesia. Tumbuhan obat umumnya digunakan
dalam pengobatan tradisonal dan sarana dalam upacara adat kebudayaan. Tumbuhan
sebagai obat-obatan tradisional merupakan tumbuhan yang diakui dan dipercaya
masyarakat. Baik masyarakat tradisional dan modern hingga kini masih banyak yang
menggunakan obat tradisional yang bersumber dari alam (back to nature). Kemajuan
teknologi secara tidak langsung telah merubah pola hidup manusia. Seperti halnya
pada masyarakat tradisional yang sebelumnya hidup berdampingan dengan alam
lingkungannya, dengan adanya kemajuan teknologi akan merubah pola hidup
tradisionalnya. Dengan adanya kemajuan teknologi dan modernsasi budaya dapat
menyebabkan hilangnya pengetahuan tradisional yang dimiliki oleh masyarakat.
Masyarakat Using masih mewarisi dan menjaga warisan leluhurnya dengan tetap
memanfaatkan tumbuhan sebagai obat untuk pengobatan penyakit dalam.
Penelitian ini dilakukan di desa Kemiren dan Olehsari, kecamatan Glagah
serta di desa Jambesari dan Grogol di kecamatan Giri dengan jumlah responden yaitu
30 orang. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan metode
penelitian kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan yaitu Purposive Sampling dan
Snowball Sampling dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara semistuctured
menggunakan tipe pertanyaan open-ended. Analisis data dengan analisis
Use Value untuk menunjukkan tumbuhan yang dianggap paling penting oleh
masyarakat Using kabupaten Banyuwangi sebagai obat penyakit dalam.
Diperoleh 72 spesies tumbuhan dari 37 famili yang digunakan sebagai obat
penyakit dalam oleh masyarakat Using di Banyuwangi. Berdasarkan hasil nilai Use
Value dan Informant Concencus Factor tertinggi diperoleh Alpukat (Persea
americana Mill) untuk tekanan darah tinggi, Kunyit (Curcuma domestica Val.) untuk
tekanan darah tinggi, diare dan batuk, Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) untuk
batuk pada anak dan batuk pada orang dewasa, Pepaya (Carica papaya Linn) untuk
sembelit, Jeruk nipis (Citrus aurantifolia (Christm&Panz.) Swingle)) untuk tekanan
darah tinggi, diare dan batuk, Asam (Tamarindus indica L.) untuk diare, Ketela
pohon (Manihot esculenta Crantz) untuk Tekanan Darah Rendah, Mentimun
(Cucumis sativus L.) untuk Tekanan Darah Tinggi dan Jambu biji (Psidium guajava
L.) untuk Diare. | en_US |