dc.description.abstract | Pengajaran berintikan interaksi antara guru dengan siswa. Guru memiliki
peran yang sangat penting dalam menentukan arah pembelajaran di kelas. Guru harus
selalu memikirkan perencanaan pembelajaran secara seksama dalam meningkatkan
kualitas belajar bagi siswanya. Untuk memenuhi hal tersebut, guru dituntut mampu
mengelola proses belajar-mengajar yang memberikan stimulus kepada siswa sehingga
siswa mau belajar, karena siswalah subjek utama dalam belajar. Menciptakan kondisi
belajar-mengajar yang efektif harus ada partisipasi aktif dari siswa (Chabibah,
2010:63).
Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa siswa kurang berminat
dalam belajar biologi dan siswa kurang termotivasi dalam proses belajar, dibuktikan
dari hasil belajar siswa yang tidak memenuhi standart ketuntasan belajar biologi dan
juga dapat dilihat dari kegiatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang
tidak begitu antusias dan cenderung tidak meperhatikan pelajaran yang disajikan oleh
guru di SMP Negeri 14 Jember. Hal ini dikarenakan guru belum melibatkan siswa
dalam kegiatan praktikum sederhana didalam proses mengajar. Kondisi kelas pasif
dan hanya terjadi pemberian informasi dari guru ke siswa. Guru cenderung
menggunakan metode konvensional yaitu ceramah. Maka dari hasil observasi tersebut
peneliti mencoba untuk memberikan solusi dari permasalahan pembelajaran dengan
menerapkan sebuah model pembelajaran yang sepenuhnya melibatkan siswa dalam
kegiatan belajar. Peneliti menerapkan model pembelajaran model siklus belajar
(Learning Cycle 5E) berbantuan LKS dengan tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan motivasi dan ketuntasan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran biologi.
Motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran pada akhir siklus II aspek
attention mengalami peningkatan sebesar 4,19 atau 13,09%, aspek relevance
meningkat 5,56 atau 17,36%, aspek confidence meningkat 3,16 atau 9,87%, dan
aspek satisfaction mengalami peningkatan sebesar 4,52 atau 14,13%. Rata-rata hasil
motivasi belajar siswa pada seluruh aspek mengalami peningkatan skor dari pra siklus
I ke pasca siklus II. Hasil peningkatan skor rata-rata capaian dari seluruh aspek
sebesar 4,35 dari 20,73 pada pra siklus I menjadi 25,08 pasca siklus II. Rata-rata
motivasi yang diperoleh pada pra siklus I masuk dalam kategori cukup baik
sedangkan rata-rata motivasi pasca siklus II masuk dalam kategori baik. Hasil
tersebut menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa, peningkatan
motivasi tersebut dikarenakan proses pembelajaran dengan menggunakan model
Siklus Belajar ( Learning Cycle 5E)
Rata-rata hasil belajar kognitif siswa adalah sebagai berikut
Kriteria Σ siswa tuntas Σ siswa tidak
tuntas
Persentase
ketuntasan (%)
Pra Siklus 18 19 48,6
Siklus I 21 16 56,8
Siklus II 30 7 81
Peningkatan 12 12 32,4%
Pada tabel yang tersaji menunjukkan peningkatan kognitif siswa
menggunakan model Siklus Belajar ( Learning Cycle 5E) berbantuan LKS. Siklus
dihentikan karena nilai tersebut sudah melebihi standart ketuntasan klasikal.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan model Siklus Belajar
(Learning Cycle 5E) berbantuan LKS dapat meningkatkan motivasi dan ketuntasan
hasil belajar siswa, hal ini dibuktikan dari hasil aktivitas siswa yang meningkat dari
pra siklus sampai dilaksanakan siklus I dan siklus II dan juga disertai peningkatan
ketuntasan hasil belajar siswa yang dapat memenuhi standart ketuntasan klasikal.
Peneliti berharap dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan ini, guru
hendaknya selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran untuk meningkatkan
motivasi dan ketuntasan hasil belajar siswa. | en_US |