dc.description.abstract | Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium dan
nyamuk Anopheles sebagai vektornya. Penularan malaria dimulai ketika nyamuk
yang terinfeksi Plasmodium menghisap darah manusia sehat. Nyamuk akan
melepaskan komponen saliva ke dalam tubuh inangnya. Saliva nyamuk mengandung
komponen-komponen yang dapat mempengaruhi hemostasis inang yaitu,
vasomodulator dan immunomodulator. Faktor imunomudulator bersifat
imunosupresif yang mampu menekan sistem imun nonspesifik inang sehingga
memodulasi perubahan dari T helper 1 (Th1) ke arah T helper 2 (Th2), ditandai
dengan peningkatan Interleukin-10 (IL-10), yang mempengaruhi sel B akhirnya
membentuk antibodi spesifik seperti IgM dan IgG.
Penelitian ini menggunakan kelenjar saliva An. sundaicus yang diambil dari
Desa Bangsring, Banyuwangi. Tujuan penelitian untuk mengetahui respon imun
inang terhadap ekstrak protein kelenjar saliva (EPKS) An. Sundaicus. Metode yang
digunakan antara lain 1) preparasi serum darah, 2) ekstrak kelenjar saliva, 3) Kultur
PBMC dan 4) Analisis ELISA.
Hasil penelitian menunjukkan paparan An. sundaicus mampu menginduksi
tingginya kadar IgG. Kadar IgG anti protein saliva An. sundaicus lebih tinggi
dibandingkan kadar IgG anti protein saliva Ae. aegypti. Lebih lanjut, kelompok
umur 11-40 tahun memiliki kadar IgG tertinggi dibandingkan kelompok umur
lainnya. Adanya modulasi respon imun dari Th1 menjadi Th2 yang ditunjukkan
dengan penurunan kadar IFN-γ dan peningkatan kadar IL-10 membuktikan EPKS
An. sundaicus dapat memodulasi perubahan jalur respon imum inang. | en_US |