dc.description.abstract | Penyakit utama dalam budidaya tebu, salah satunya diakibatkan oleh
serangan virus adalah penyakit mosaik. Penyakit mosaik pada tebu disebabkan oleh
infeksi virus Sugarcane Mosaic Virus (SCMV) dari genus Potyvirus. Tanaman tebu
yang terinfeksi SCMV menunjukkan gejala timbulnya bercak-bercak memanjang
berwarna hijau muda terutama pada daun yang masih muda, sedangkan batang
tanaman tebu nampak adanya garis-garis putih yang tidak teratur. Infeksi SCMV pada
daun tanaman tebu pada varietas yang rentan pada tingkat serangan 50 %,
mengakibatkan kerusakan klorofil sehingga menurunkan produktivitas sampai
dengan 42 %.
Deteksi dan identifikasi SCMV pada jaringan tanaman dapat dilakukan
dengan beberapa teknik antara lain deteksi menggunakan metode RT-PCR,
berdasarkan gejala dan kisaran inang tanaman, dan berdasarkan teknik serologis.
Deteksi melalui gejala dan kisaran inang ini bertujuan untuk mengamati keragaman
gejala infeksi yang ditimbulkan oleh infeksi virus menggunakan perbandingan antara
tanaman indikator dan virus standar. Salah satu teknik serologis yang digunakan
untuk deteksi virus SCMV adalah Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA).
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Divisi Biologi Molekuler dan
Bioteknologi, CDAST (Center for Development of Advanced Science and
Technology) dan Green House Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Jember, pada bulan April sampai Desember 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ciri morfologi tanaman tebu yang terinfeksi
SCMV dan hasil deteksi virus SCMV pada tebu dengan teknik ELISA. Penelitian ini
terdiri dari beberapa tahap yaitu eksplorasi tanaman tebu dengan gejala mosaik,
propagasi dan uji tular tanaman inang, pengamatan morfologi tanaman uji, dan uji
serologi dengan DAS-ELISA.
Empat varietas tebu bergejala mosaik yang diperoleh dari observasi lapang,
diuji tularkan pada tanaman Jagung dan Tebu. Uji tular dilakukan sebagai konfirmasi
dari patogen penyebab penyakit pada tanaman tebu. Hasil uji tular menunjukkan
bahwa gejala morfologi yang ditimbulkan baik pada tanaman propagasi maupun
tanaman uji memiliki kemiripan dengan gejala morfologi pada tanaman lapang.
Konfirmasi DAS-ELISA dilakukan terhadap tanaman lapang, propagasi, dan uji tular.
Hasil konfirmasi menunjukkan bahwa 4 varietas Tebu yang diperoleh dari lapang
menunjukan reaksi positif terhadap anti SCMV dengan rata-rata nilai absorban
tertinggi yaitu 1.583, sedangkan pada tanaman propagasi menunjukkan reaksi negatif
dengan nilai absorban dibawah nilai cut off. Selain itu pada tanaman uji dilakukan
dua uji konfirmasi DAS- ELISA yaitu pra infeksi dan post infeksi. Hasil konfirmasi
pra infeksi menunjukkan bahwa keseluruhan tanaman yang akan diinokulasikan,
tidak mengandung partikel virus SCMV sebab beraksi negatif terhadap antibodi
SCMV. Sedangkan pada analisa post infeksi menunjukkan bahwa 5 varietas dari 6
varietas tanaman uji yang digunakan memberikan reaksi negatif, dan 1 varietas
bereaksi positif terhadap antibodi SCMV dengan nilai absorban rata-rata yaitu 0.165. | en_US |