PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SIMULATED ANNEALING PADA PENJADWALAN FLOWSHOP
Abstract
Penjadwalan adalah suatu proses pengambilan keputusan yang memainkan
peranan penting dalam kebanyakan bidang manufaktur dan pelayanan industri.
Penjadwalan juga merupakan alat ukur yang baik bagi perencanaan industri, untuk
jangka pendek dalam rentang periode beberapa hari sampai satu bulan, perusahaan
harus melakukan penjadwalan produksi untuk memenuhi order atau permintaan
konsumen. Secara umum penjadwalan merupakan suatu proses dalam perencanaan
dan pengendalian produksi serta pengalokasian sumber daya pada suatu waktu
tertentu dengan memperhatikan kapasitas sumber daya yang ada, sehingga diperlukan
adanya pengaturan sumber daya yang ada secara efisien. Penjadwalan flowshop
adalah salah satu jenis penjadwalan produksi dimana setiap job akan melalui setiap
mesin dengan urutan yang seragam.
UD. Samjaya merupakan salah satu industri yang memproduksi kerupuk jenis
padat dan cair. Dalam proses pembuatan kerupuk terdapat 9 mesin yang digunakan
dalam proses produksinya dengan 10 pekerjaan. Dalam proses produksinya, industri
UD.Samjaya tidak memiliki jadwal yang tetap, penumpukan pesanan dari banyaknya
permintaan pelanggan, sistem penjadwalan perusahaan yang kurang tepat sehingga
dapat mengakibatkan keterlambatan dalam pengiriman barang.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah mencari solusi
terbaik berdasarkan makespan optimal dengan algoritma Genetika dan algoritma
Simulated Annealing. Tujuan berikutnya yaitu mengetahui hasil perbandingan kedua
algoritma tersebut berdasarkan efektifitas algoritma dan tingkat kecepatan
konvergensi.
Penelitian dilakukan melalui beberapa langkah yang terdiri dari mengolah data
yang diperoleh menjadi data urutan mesin dan waktu proses kemudian menjadwalkan
dengan kedua algoritma, dan menentukan algoritma yang cepat konvergen. Langkah
selanjutanya membandingkan hasil kedua algoritma berdasarkan makespan,
kompleksitas waktu, dan kecepatan konvergensi yang diperoleh. Langkah terakhir
adalah menentukan kesimpulan berdasarkan perbandingan sebelumnya.
Hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa makespan terbaik dari 14
kali pengujian dengan menggunakan algoritma Genetika dan algoritma Simulated
Annealing menghasilkan nilai makespan sebesar 8878 menit. Artinya penggunaan
kedua algoritma memiliki efektifitas yang sama dalam penjadwalan produksi
kerupuk.
Apabila ditinjau dari perhitungan kompleksitas waktu yang dihasilkan,
algoritma Genetika dan algoritma Simulated Annealing memiliki kompleksitas waktu
yang sama pada produksi kerupuk. Dengan kata lain menurut kompleksitas waktu
yang diperoleh dapat dikatakan algoritma Genetika dan algoritma Simulated
Annealing mempunyai tingkat efisiensi yang sama. Sedangkan berdasarkan tingkat
konvergensi, algoritma Genetika lebih cepat kovergen dibanding dengan algoritma
Simulated Annealing.