PERANAN PERS TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA DALAM PERGERAKAN NASIONAL 1902 – 1942
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kekecewaan Kaum Tionghoa peranakan yang terhimpit oleh sistem apartheid yang dijalankan pemerintah Kolonial Hindia Belanda di Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah mengunkapkan apa yang menjadi latar balakang munculnya kesadaran identitas kaum Tionghoa Peranakan, bagaimana kehidupan pers Tionghoa peranakan, dan gagasan kebangsaan yang muncul dalam surat kabar, serta dampaknya bagi gerakan nasionalisme kaum pribumi. Penelitian ini menggunakan metode sejarah untuk mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang dijadikan kajian. Akhir abad ke-19 menjadi awal bagi gerakan Pan-Tionghoa yang menyebarkan ide-ide nasionalisme di Pulau Jawa. Gerakan ini mendapat dukungan kuat dari kaum Tionghoa peranakan yang kecewa akibat sistem apartheid yang selama ini diterapkan oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Kesadaran identitas kaum Tionghoa peranakan terwujud dalam Tiong Hoa Hwe Koan (THHK) yang didirikan pada 17 Maret 1900 di Batavia. Bersamaan dengan itu, ide-ide nasionalisme mendapatkan wadahnya dalam persuratkabaran Tionghoa peranakan yang mulai berkembang pada awal abad ke-20. Pers Tionghoa peranakan menjadi wahana bagi kaum nasionalis dalam menyebarkan ide-ide nasionalisme, sehingga masyarakat Tionghoa peranakan menjadi semakin tersadarkan akan identitas mereka. Dampak adanya ide-ide nasionalis yang disebarkan pers Tionghoa peranakan muncul orgnisasi-organisasi politik dan perkumpulan-perkumpulan sosial pendidikan di kalangan pribumi yang bertujuan untuk memperbaiki nasib rakyat.