MOTIVASI SESEORANG SEBAGAI PENGEMIS AWE-AWE (Studi Kasus Terhadap 7 Orang Pengemis Awe-awe di Sepanjang Jalur Gunung Gumitir, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember)
Abstract
Setiap individu akan selalu bekerja dan berupaya untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka masing-masing, agar kebutuhan hidup bisa terpenuhi,
seseorang akan melakukan pekerjaan yang akan menghasilkan materi, namun
dalam kenyataanya manusia dihadapkan pada beberapa alternativ pekerjaan di
mana pekerjaan tersebut memerlukan persyaratan-persyaratan seperti: pendidikan,
ketrampilan, etos kerja dan modal. Bagi mereka yang tidak memiliki atau kurang
memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut akan terjerumus pada pekerjaan di
luar sektor-sektor formal seperti menjadi pengemis yang dianggap merupakan
salah satu dari pekerjaan yang hina dan merupakan salah satu dari permasalahan
sosial atau penyakit masyarakat. Keberadaan pengemis sendiri menunjukkan
bahwa masih banyaknya masyarakat yang berada pada garis kemiskinan, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa faktor kemiskinanlah yang menyebabkan
seseorang menjadi pengemis. Namun dalam kenyataanya kemiskinan bukanlah
satu-satunya motif utama yang menyebabkan perilaku mengemis tersebut,
melainkan ada beberapa faktor lain yang mempengaruhinya, Hal ini seperti yang
terjadi pada 7 orang pengemis awe-awe di jalur Gunung Gumitir, Desa
Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember. Dalam kenyataannya kemiskinan
ix
bukanlah satu-satunya motivasi atau penyebab utama seseorang tersebut menjadi
pengemis awe-awe