dc.description.abstract | Kepemimpinan transformasional adalah salah satu model kepemimpinan yang
memiliki nilai penting pemberdayaan, Pemberdayaan berarti peningkatan
kemampuan secara fungsional, sehingga pemimpin mampu berperan sesuai dengan
tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya, dan memberdayakan para anggotanya.
Dalam konsep ini efektivitas pemimpin dalam menghadapi aktivitas organisasi
sangat ditentukan oleh kualitas hubungan (relasi) antara pemimpin dan bawahannya.
Hubungan yang terjalin antara pemimpin dan bawahannya tidak hanya sebatas
hubungan kerja formal dimana pemimpin bertindak sebagai atasan bagi bawahan
mereka dalam organisasi, namun hubungan tersebut terjalin secara luas.
SMAN 2 Jember adalah satu-satunya sekolah menengah atas negeri di Jember
yang berhasil masuk dalam penilaiaan program sekolah bertaraf internasional pada
tahun 2009. Berbagai perbaikan-perbaikan di dilakukan pada semua bidang untuk
menuju kesana, salah satunya adalah perbaikan kualitas sumber daya manusia dan
kualitas hubungan yang terbangun antara pemimpin, bawahan, dan siswa. Munculnya
persepsi negatif bawahan terhadap kepemimpinan kepala sekolah memperlihatkan
bahwa pola hubungan yang terjalin antara pemimpin dan bawahan masih memiliki
kesenjangan.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat
efektifitas praktik kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah Menengah Atas
Negeri 2 Jember ?”. Tujuan penelitian ini adalah pertama untuk mendeskripsikan
persepsi bawahan terhadap kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah
Menengah Atas Negeri 2 Jember, kedua untuk mengetahui tingkat efektifitas praktik
kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Jember.
Penelitian ini bertipe deskriptif dengan data kuantitatif dan responden
penelitian ini berjumlah 47 orang dengan menggunakan teknik pengambilan sampel
proportionate stratified random sampling. Penilaian efektivitas kepemimpinan
transformasional diperoleh melalui nilai rata-rata dari 4 dimensi yaitu dimensi
kharisma (charisma), dimensi rangsangan intelektual (intelectual stimulation),
dimensi perhatian invidual (individualized consideration), dimensi motivasi inspirasi
(inspirational motivation). Nilai tiap dimensi diperoleh melalui rumus perhitungan
skala likert (Riduwan, 2005:15).
Berdasarkan hasil perhitungan rumus tersebut, maka skor nilai yang diperoleh
tiap dimensi berkategori tinggi yaitu dimensi kharisma (charisma) dengan skor 84,2,
dimensi rangsangan intelektual (intelectual stimulation) dengan skor 78,8, dimensi
perhatian invidual (individualized consideration) dengan skor 74,3, dimensi motivasi
inspirasi (inspirational motivation) dengan skor 73, dan memiliki skor rata-rata 77,6
berkategori tinggi serta ditunjukkan dengan kenyataan bahwa persepsi penilaian
bawahan terhadap dimensi-dimensi kepemimpinan transformasional mendukung.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah
Menengah Atas Negeri 2 Jember adalah efektif. | en_US |