PERAN SOUTHERN AFRICAN DEVELOPMENT COMMUNITY (SADC) DALAM MENGATASI KRISIS DI ZIMBABWE
Abstract
Krisis di Zimbabwe derawal paska pemilu anggota parlemen dan Presiden pada 29 Maret 2008.
Kekalahan Robert Mugabe dan partai politiknya Zimbabwe African National Union- Patriotic
Front (ZANU-PF) oleh Morgan Tsvangirai dan partainya Movment for Democratic Change
(MDC), menjadi masalah karena Robert Mugabe tidak mau mengakui kekalahanya. Zimbabwe
adalah satu negara anggota Southern African Development Community (SADC) maka SADC
mengambil peran sebagai mediator dan melaksakan peacebuilding untuk mengatasi krisis di
Zimbabwe.
Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah kualitatif-deskriptif. Maksudnya dengan
kualitatif-deskriptif adalah data-data yang dikumpulkan akan dianalisa sehingga dapat memberi
gambaran dan penjelasan keadaan subyek atau obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang
ada sebagaimana adanya secara mendalam, guna mendapatkan penjelasan dan kesimpulan yang
baik.
Hasil penelitian yang diambil dari skripsi ini adalah bawha peran SADC dalam mengatasi
krisis di Zimbabwe adalah sebagai mediator dalam mengadakan pertemuan-pertemuan antara
pihak yang berkonflik dan membatuh mengformulasikan perjanjian. SADC juga berperang
dalam mengadakan peacebuilding sejak tahun 2008 hingga 2013. Hasil dari peran SADC di
Zimbabwe adalah sebuah perjanjian yang bernama Global Political Agreement (GPA) dimana isi
perjanjian tersebut meliputi pembagian kekuasaan antar ZANU_PF dan MDC. Dari perjanjian
GPA pemilihan referundum konstitusional di selenggarakan pada 16 Maret 2013 dan pemilihan
Presiden pada tanggal 31 Juli 2013 dimana SADC mengesahkan pemilu tersebut pada 18
Agustus 2013.