PENDUGAAN CADANGAN KARBON (C-STOCK) PERKEBUNAN SENGON LAUT (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) DI MOJAN BINTORO PATRANG JEMBER DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BUKU SUPLEMEN
Abstract
Terjadinya peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) berpengaruh terhadap
timbulnya pemanasan global. Pemanasan global menjadi isu yang penting karena
dampaknya sudah mulai dirasakan oleh makhluk hidup. Untuk mengantisipasi
dampak yang lebih mengancam pada masa yang akan datang, maka usaha-usaha
preventif perlu dilakukan, salah satunya yaitu dengan penghijauan dan konservasi
area vegetasi. Sengon laut (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) merupakan jenis
vegetasi berkayu dengan nilai komoditas tinggi yang akhir-akhir ini banyak
dibudidayakan. Dengan meningkatnya penanaman sengon laut tersebut, maka secara
tidak langsung telah membantu proses penyerapan CO2 dari udara saat proses
fotosintesis, sehingga dari proses tersebut perkebunan sengon laut dapat berkontribusi
dalam menyimpan cadangan karbon.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi biomassa dan cadangan
karbon pada perkebunan sengon laut di Mojan Bintoro Patrang Jember, mengetahui
potensi penyerapan CO2 oleh tegakan sengon laut, dan mengetahui pemanfaatan hasil
penelitian yang disusun sebagai buku suplemen untuk sub materi siklus karbon di
SMA. Luas perkebunan sengon laut yang diteliti adalah 48 ha. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa atau kejadian yang terjadi sekarang. Bersifat
kuantitatif artinya data yang diperoleh berupa data angka. Penelitian ini dilakukan
dengan metode non-destructive (tanpa merusak) untuk mengukur biomassa dan
cadangan karbon. Potensi biomassa dan cadangan karbon yang diukur dalam
penelitian ini yaitu biomassa di atas permukaan tanah (above ground biomass) dan
biomassa di bawah permukaan tanah (below ground biomass). Biomassa yang ada di
atas permukaan tanah meliputi tegakan (tajuk dan akar) sengon laut, tumbuhan
bawah, serasah gugur dan nekromassa, sedangkan biomassa yang ada di dalam tanah,
yaitu akar pohon sengon laut. Kemudian diukur pula kandungan dari C-organik tanah
pada kedalaman antara 0-10 cm yang merupakan sumber karbon dalam tanah. Uji
kandungan C-organik tanah dilakukan di laboratorium kesuburan tanah Fakultas
Pertanian Universitas Jember.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa poteni biomassa perkebunan sengon laut
di Mojan Bintoro Patrang Jember adalah 59,414 ton/ha dan potensi cadangan
karbonnya adalah 32,400 ton/ha, sedangkan untuk potensi penyerapan CO2 oleh
tegakan sengon laut adalah 93,039 ton/ha. Dengan nilai cadangan karbon total
perkebunan sengon laut di Mojan Bintoro Patrang Jember sebesar 32,400 ton/ha,
maka cadangan karbon total yang dapat disimpan pada perkebunan sengon laut
tersebut dengan luas 48 ha adalah sebesar 1.555,200 ton karbon, sedangkan total CO2
yang dapat diserap oleh tegakan sengon laut pada perkebunan sengon laut tersebut
dengan luas lahan 48 ha adalah sebesar 4.465,872 ton. Hasil tersebut menyatakan
bahwa perkebunan sengon laut di Mojan Bintoro Patrang Jember cukup berpotensi
dalam menyimpan karbon atau menyerap CO2 dari udara untuk mengurangi emisi
Gas Rumah Kaca (GRK).
Adapun rerata skor hasil validasi buku suplemen dari tim ahli (dosen) adalah
sebesar 91,6%, sedangkan rerata skor dari tim pengguna (guru biologi SMA) adalah
sebesar 90,4%. Rerata skor dari enam validator tersebut adalah 91,0%. Hal tersebut
berarti bahwa buku suplemen yang telah disusun sangat layak dijadikan buku
pengayaan pengetahuan untuk sub materi siklus karbon di SMA. Diharapkan dengan
disusunnya buku suplemen sebagai buku pengayaan pengetahuan ini, siswa dapat
termotivasi untuk lebih berperan serta dalam upaya menjaga dan memelihara
lingkungan.