• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    SIKAP ISRAEL PADA MASA PEMERINTAHAN PERDANA MENTERI BENJAMIN NETANYAHU TERHADAP PROGRAM NUKLIR IRAN

    Thumbnail
    View/Open
    Elsafan - 080910101074_1.pdf (74.81Kb)
    Date
    2013-12-10
    Author
    ELSAFAN
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Benjamin Netanyahu terpilih sebagaiPerdanaMenteri Israel pada tahun 2009. Dibawah pemerintahannya, Israel lebih memprioritaskan isu-isu yang berkaitan dengan keamanan negara. Netanyahu pun dengan tegas langsung menunjuk program Nuklir Iran yang berpotensi disalahgunakan untuk kepentingan militer dan mengancam eksistensi Israel di Timur Tengah. Israel selalu menuding bahwa Iran mengembangkan program nuklirnya untuk membuat senjata pemusnah massal.Di bawah kepemimpinan PerdanaMenteri Benjamin Netanyahu, Israel terus memperingatkan Iran dan menghimbaunegara-negara lain untuk menghentikan program Nuklir Iran tersebut. Netanyahu bahkan menekankan bahwa diplomasi yang dilakukan tidak akan berguna untuk membuat Iran menghentikan program nuklirnya. Satu-satunya cara adalah dengan memusnahkan situs-situs nuklir Iran dengan kekuatan militer. Dari latar belakang tersebut akan dibahas satu permasalahan, yaitu mengapa Israel memilih opsi ancaman aksi militer terhadap program Nuklir Iran. Dalam meneliti permasalahan tersebut, penulis menggunakan beberapa konsep, diantaranya konsep Politik Luar Negeri, konsep Keamanan Nasional, dan konsep Offense-Defense. Konsep Politik Luar Negeri digunakan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi negara dalam mengambil keputusan, sedangkan konsep Keamanan Nasional menjelaskan bahwa negara memprioritaskan keamanan wilayahnya untuk memelihara eksistesi negara tersebut dalam dunia internasional, dan konsep Offense-Defense menjelaskan cara yang digunakan negara untuk mempertahankan keamanan wilayahnya dari berbagai ancaman yang membahayakan keutuhan negara. Politik luar negeri yang agresif yang dinyatakanoleh Benjamin Netanyahu dipengaruhiolehsejarahIsrael. Sejarah menyatakan bahwa sejak Israel memproklamirkan kemerdekaannya tahun 1948, Israel selalu terlibat dalam konflik dengan wilayah tetangganya yang menolak mengakui kemerdekaan Israel tersebut, konflik antarnegara maupun dengan kelompok-kelompok anti Israel terus dihadapi Israel hingga detik ini. Kenyataan seperti itu membuat Israel memang harus memfokuskan keamanan negaranya sebagai kebijakan utamanya. Hal ini juga diperkuat doktrin politikdan militer Israel, dukungan Partai koalisi pemerintah pimpinan Netanyahu, dan latar belakang Netanyahu yang memiliki pengalaman militer sejak muda Tudingan Israel serta banyak negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis dan negara-negara Eropa lainnya dibantah oleh Iran. Iran di bawah pemerintahan Presiden Ahmadinejad menegaskan bahwa progaram nuklir yang mereka jalankan murni untuk memenuhi kebutuhan energi dan keperluan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri Iran sendiri. Ahmadinejad bahkan balik menyatakan Israel sebagai pemilik senjata nuklir sesungguhnya dan mengajak banyak negara untuk menghentikan pendudukan Israel atas Palestina. Ia bahkan menyatakan bahwa Israel harus dihapuskan dari peta dunia saat ia berpidato di depan Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Iran juga mendukung aksi-aksi Hamas dan Hizbullah yang ingin membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. Keengganan Iran untuk menghentikan program nuklirnya membuat Israel merasa semakin khawatir. Selain pengaruh Iran yang semakin besar, Iran juga kerap memberikan bantuan dana dan senjata bagi kelompok-kelompok penentang Israel seperti Hamas dan Hizbullah. Iran juga semakin meningkatkan kemampuan militernya seiring dengan ancaman-ancaman yang dikeluarkan Israel, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi perang. Berbagai pertimbangan inilah yang membuat Netanyahu semakin agresif untuk merencanakan serangan militer atas Iran. Ia bahkan menegaskan tidak akan meminta bantuan Amerika Serikat untuk menggempur Iran.Netanyahu juga lebih mengutamakan serangan pendahuluan ke Iran sebelum Iran menyempurnakan teknologi nuklirnya.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/7173
    Collections
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences [5639]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository