Show simple item record

dc.contributor.advisorSunardi
dc.contributor.advisorTrapsilasiwi, Dinawati
dc.contributor.authorHabiba, Fonda Essa
dc.date.accessioned2016-01-13T07:02:26Z
dc.date.available2016-01-13T07:02:26Z
dc.date.issued2016-01-13
dc.identifier.nim110210101008
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/71358
dc.description.abstractKeterampilan metakognisi dan berpikir kreatif sangat penting dimiliki untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mengembangkan proses berpikir dalam menghadapi masalah lainnya. Siswa akselerasi dengan tuntutan untuk belajar lebih cepat akan belajar lebih giat dengan strategi khusus yang melibatkan metakognisi. Tetapi sebaliknya kemungkinan lain siswa justru mengambil jalan pintas dengan menghafal dan menebak. Keterampilan metakognisi juga berpengaruh pada kecerdasan siswa dan pengembangan proses berpikir kreatif siswa tersebut. Ketrampilan metakognisi adalah kesadaran seseorang melakukan perencanaan, memonitoring prosesnya dan mengevaluasi hasil akhir dalam memecahkan masalah matematika. Keterampilan metakognisi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Salah satu proses berpikir siswa yaitu berpikir kreatif. Berpikir kreatif adalah berpikir yang mengarah pada pemerolehan wawasan baru, pendekatan baru, perspektif baru, atau cara baru dalam memahami sesuatu. Tiga aspek kreativitas yang merupakan tiga komponen utama dalam Torrance Test of Creative Thinking (TTCT) yaitu aspek kefasihan (fluency), aspek fleksibilitas (flexibility), dan aspek kebaruan (originality). Pada penelitian ini dilakukan analisis keterampilan metakognisi berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah matematika siswa kelas akselerasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif menggunakan instrumen tes berpikir kreatif dan pedoman wawancara. Pendeskripsian pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberi gambaran mengenai keterampilan metakognisi siswa berdasarkan tingkat berpikir kreatif pada pokok bahasan segiempat. Pokok bahasan segiempat dipilih karena materi segiempat telah disampaikan oleh guru kelas. Sehingga siswa dianggap telah menguasai materi tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah ix metode tes dan metode wawancara. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis adalah data hasil tes pemecahan masalah dan hasil wawancara mendalam terhadap jawaban siswa. Hasil validasi tes berpikir kreatif diperoleh koefisien kevalidan 4,52. Maka tes pemecahan masalah dapat digunakan dengan beberapa revisi sesuai dengan saran dari validator. Selanjutnya adalah uji reliabilitas atau uji coba soal dan diperoleh r = 0,6 yang artinya tingkat reliabilitas tes dalam kategori reliabilitas sedang. Maka tes tersebut dikatakan valid dan dapat digunakan untuk penelitian. Setelah melakukan tes berpikir kreatif siswa diklasifikasikan berdasarkan tingkat kemampuan berpikir kreatif. Pada penelitian ini hanya muncul 3 kategori berpikir kreatif yaitu cukup kreatif, kurang kreatif, dan tidak kreatif. Subjek penelitian yang diambil sebanyak 3 orang yang mewakili tiap kategori berpikir kreatif. Kemudian subjek penelitian diwawancara. Data dari tes dan wawancara kemudian dianalisis. Siswa kategori tidak kreatif tidak memenuhi indikator keterampilan metakognisi. Siswa tidak dapat memahami soal dengan baik sehingga tidak dapat secara optimal mengidentifikasi informasi soal yang digunakan. Pada monitoring, siswa tidak dapat menentukan strategi yang ia gunakan untuk menyelesaikan masalah karena pemahaman materi dan kalimat soal yang kurang. Pada evaluasi, siswa tidak mengevaluasi atau memperbaiki kembali cara dan perhitungan yang telah dilakukan. Siswa kategori kurang kreatif dapat memahami soal dan menentukan rencana di awal penyelesaian masalah. Pada monitoring, strategi diselesaikan dengan langkah-langkah yang sudah benar. Kesalahan penulisan cara dan perhitungan menunjukkan siswa tidak memeriksa perhitungan yang dilakukan. Pada evaluasi, siswa secara sadar mengetahui kesalahannya tetapi tidak mengevaluasi kembali pekerjaannya. Siswa kategori cukup kreatif memenuhi indikator keterampilan metakognisi. Siswa memahami soal kemudian mengidentifikasi informasi dan menentukan rencana awal dengan baik. Pada monitoring, siswa dapat menentukan strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Siswa melengkapi langkah penyelesaian dengan gambar dan keterangan ukuran segiempat yang ditanyakan untuk memastikan langkahlangkah yang dilakukan sudah berada pada jalur yang benar. Pada evaluasi, siswa mengevaluasi langkah atau perhitungan pemecahan masalah.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKETERAMPILAN METAKOGNISIen_US
dc.titleANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNISI BERPIKIR KREATIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT SISWA KELAS AKSELERASI DI MTs NEGERI 2 JEMBERen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record