PERBEDAAN POTENSI ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN GIRANG (Leea indica) DARI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI DENGAN PELARUT N-HEKSAN, ETIL ASETAT DAN METANOL
Abstract
Banyak penyakit yang di sebabkan oleh radikal bebas. Radikal bebas adalah atom/kelompok atom yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan sehingga menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif dan menyerang makromolekul penting seperti protein, asam nukleat, lipid dan lipoprotein. Beberapa penyakit yang diduga kuat berkaitan dengan radikal bebas antara lain aterosklerosis, diabetes melitus, kanker, malaria dan lain-lain. Antioksidan mampu menghambat reaksi oksidasi dengan cara mengikat radikal bebas sehingga senyawa radikal menjadi stabil dan kerusakan makromolekul dapat dicegah. Tanaman girang (Leea indica) oleh penduduk di sekitar Taman Nasional Meru Betiri dipercaya sebagai tanaman obat. Di duga efek terapi tanaman girang oleh karena kandungannya yaitu senyawa fenol yang memiki kepolaran beragam, berpotensi sebagai antioksidan. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan potensi antioksidan ekstrak daun girang dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan metanol. Tujuan khususnya adalah menentukan kandungan total fenol dan total flavonoid dari ekstrak daun girang dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan metanol. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penelitian dilaksanakan di laboratorium Center for Development of Advance Science and Technology, Universitas Jember, selama bulan Agustus-Oktober 2015.
Penelitian ini menggunakan daun tanaman girang yang di ekstrak dengan metode maserasi bertingkat menggunakan berbagai pelarut sehingga diperoleh ekstrak kasar yang mengandung berturut-turut senyawa non polar, semi polar, dan polar untuk menganalisis total fenol, flavonoid dan aktivitas antioksidan. Total fenol diukur berdasarkan metode Follin-Ciocalteu pada panjang gelombang 750 nm. Total flavonoid diukur berdasarkan metode kolorimetri menggunakan reagen aluminium klorida pada panjang gelombang 415 nm. Aktivitas antioksidan diukur berdasarkan metode peredaman radikal DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) yang hasilnya ditunjukkan dengan parameter persen peredaman radikal dan nilai IC50. Metode pengujian aktivitas antioksidan juga diukur melalui metode peredaman radikal superoksida dan radikal hidroksil yang hasilnya ditunjukkan dengan parameter persen peredaman radikal. Analisis data hasil penelitian ini menggunakan uji statistik one way ANOVA dengan tingkat signifikansi p<0,05. Ekstrak metanol girang yang bersifat polar memiliki kadar total fenol dan total flavonoid tertinggi. Aktivitas antioksidan dengan uji DPPH menunjukkan bahwa ekstrak metanol girang memiliki potensi peredaman radikal DPPH yang paling baik karena memiliki nilai IC50 terkecil yaitu 1,62±0,02 μg GAE/mL. Sedangkan uji peredaman radikal superoksida pada konsentrasi 5 μg GAE/mL menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat memiliki persen peredaman tertinggi (19,99±0,86%). Vitamin C dibandingkan dengan ekstrak daun girang memiliki aktivitas peredaman superoksida yang lebih baik. Kemampuan peredaman radikal hidroksil pada konsentrasi 5 μg GAE/mL paling tinggi terdapat pada ekstrak metanol yang memiliki persen peredaman 57,60±2,52%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan yang bermakna aktivitas antioksidan antara ekstrak daun girang dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan metanol. Total fenol ekstrak daun girang dengan pelarut n-heksan , etil asetat dan metanol berturut-turut adalah 5,27±0,19 mg GAE/gram; 111,9±0,65 mg GAE/gram; 267,56±2,01 mg GAE/gram. Total flavonoid ekstrak daun girang dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan metanol berturut-turut adalah 6,97±0,06 mg QE/gram; 29,59±1,48 mg QE/gram; 101,9±3,24 mg QE/gram.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]