PENGARUH STRES FISIK TERHADAP KADAR KREATININ SERUM TIKUS WISTAR JANTAN (Rattus norvegicus)
Abstract
Aktivitas fisik adalah kegiatan hidup yang harus dikembangkan dengan
harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteraan,
dan martabat manusia. Aktivitas fisik yang berat membutuhkan energi yang lebih
banyak. Aktivitas fisik berat merupakan stressor fisiologis yang menimbulkan stres
fisik. Secara fisiologis, peningkatan kebutuhan energi berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan oksigen. Konsumsi oksigen yang meningkat pada rantai
pernapasan akan menyebabkan peningkatan produksi radikal bebas yang dihasilkan.
Ketidakseimbangan jumlah senyawa radikal bebas dan antioksidan yang ada dalam
tubuh menyebabkan peningkatan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) yang
berasal dari metabolisme terutama metabolisme aerobik sel-sel otot selama aktivitas
fisik tersebut. Stres fisik akan menimbulkan kerusakan progresif pada jaringan tubuh
yang kemudian akan mengakibatkan kematian sel. Pada organ ginjal akan
mengakibatkan kematian sel tubulus sehingga terjadi obstruksi kreatinin yang dalam
kondisi normal seharusnya lolos dalam filtrasi. Sehingga kreatinin akan tertumpuk
dan menyebabkan peningkatan kadar kreatinin yang berdifusi ke dalam plasma
sehingga terjadi peningkatan kadar kreatinin serum.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan
rancangan Post Test Only Control Group Design. Sampel penelitian yang diambil
adalah tikus wistar jantan berusia 2-3 bulan dengan berat ±200 gram. Metode yang
digunakan untuk pengambilan sampel adalah simple random sampling, yaitu sampel
yang diambil dalam penelitian diambil secara acak. Sampel diambil berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 10 ekor tikus
wistar jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 1 kelompok kontrol dan 1 kelompok perlakuan, masing-masing sejumlah 5 ekor tikus. Sebelum dilakukan
perlakuan, tikus diaklimatisasikan terlebih dahulu selama 7 hari. Setelah itu dilakukan
randomisasi dengan membagi hewan coba ke dalam 2 kelompok, masing-masing 5
tikus. Semua kelompok diberi pakan standar ad libitum. Kelompok kontrol (K) tidak
diberi stres fisik; kelompok perlakuan (P) diberikan stres fisik berupa swimming
stress dengan beban 6% dari BB tikus dilakukan selama 30 menit perhari selama 10
hari. Selanjutnya dilakukan pengambilan data hasil pengukuran kadar kreatinin serum
tikus pada masing-masing kelompok dengan menggunakan metode Jaffe dan dihitung
rata-rata kadar kreatinin serum untuk tiap kelompok. Data hasil penelitian kemudian
dilakukan uji statistik menggunakan program SPSS. Uji analisis data yang digunakan
adalah uji Mann Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna
pada kadar kreatinin serum tikus wistar jantan yang diberi stres fisik dengan yang
tidak diberi stres fisik.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]