dc.description.abstract | Tuberkulosis (TB) hingga saat ini masih merupakan penyakit dengan jumlah
kasus yang sangat besar. TB paru adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis di jaringan paru. Berdasarkan Global Tuberculosis Report
2014, pada tahun 2013 diperkirakan 9 juta orang terinfeksi TB. Indonesia menempati
urutan ke tiga dalam jumlah kasus TB terbesar setelah India dan Cina.
Pada tahun 2005, Center of Desease Control And Prevention mempublikasikan
guideline baru tentang upaya diagnosis TB dengan metode IGRA (Interferon Gamma
Release Assay), yaitu dengan memeriksa kadar IFN-γ dalam darah. Mycobacterium
tuberculosis akan mempresentasikan antigen spesifik ESAT-6 dan CFP-10 yang akan
dipresentasikan ke sel Th untuk memproduksi IFN-γ. IFN-γ akan berikatan dengan
IFNGR di permukaan sel makrofag untuk mengaktivasi makrofag membunuh
Mycobacterium tuberculosis. Namun, Mycobacterium tuberculosis dapat melawan
proses ini dengan mengaktivasi peningkatan SOCS1 yang mampu menghambat proses
signaling IFN-γ. Waktu paruh SOCS1 yang lebih panjang daripada waktu paruh IFN-
γ. Selain itu pasien TB sering disertai dengan kondisi hipoalbumin padahal albumin
dapat meningkatkan waktu paruh dari IFN-γ. Meningkatnya waktu paruh IFN-γ dapat
meningkatkan potensiasinya melawan hambatan dari SOCS1.
Ikan gabus (Channa striata) merupakan sumber alternatif albumin berkadar
tinggi. Ikan gabus memiliki kandungan protein yang tertinggi dibandingkan dengan
ikan sejenisnya. Pemberian ekstrak albumin ikan gabus 1500 mg per hari selama 30
hari dapat memberikan supply asam amino yang dibutuhkan untuk sintesis albumin.
Meningkatnya albumin dalam darah akan meningkatkan potensiasi IFN-γ dalam
membunuh Mycobacterium tuberculosis. Semakin sedikit jumlah Mycobacterium tuberculosis maka antigen ESAT-6 dan CFP-10 yang dihasilkan akan semakin sedikit
sehingga kadar IFN-γ akan menurun.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kapsul ekstrak
albumin ikan gabus terhadap kadar IFN-γ pada pasien tuberkulosis paru. Jenis
penelitian ini adalah quasy experimental dengan metode pengambilan sampel total
random sampling yang berasal dari populasi pasien TB paru 6 puskesmas di Jember
yang memenuhi kriteria. Dari populasi tersebut diambil 30 orang yang dibagi menjadi
dua kelompok (kontrol dan perlakuan). Selanjutnya dilakukan pretest dilanjutkan
pemberian placebo/kapsul albumin ikan gabus selama 30 hari kemudian dilakukan
posttest. Didapatkan 24 subjek penelitian yang menyelesaikan penelitian (11 orang
kelompok perlakuan dan 13 orang kelompok kontrol).
Data yang didapatkan kemudian dianalisis melalui 3 tahapan. Pertama,
dilakukan uji Independent T Test pada hasil pretest kedua kelompok untuk mengetahui
keseragaman kadar IFN-γ. Hasilnya didapatkan nilai signifikansi 𝑝 = 0,933 (𝑝 ≥
0,05) yang menandakan bahwa tidak ada perbedaan bermakna kadar IFN-γ pretest
antara kedua kelompok. Kedua, dilakukan uji Paired T Test pada masing-masing
kelompok untuk mengetahui signifikansi perubahan kadar IFN-γ pretest dan posttest
pada kedua kelompok. Hasilnya didapatkan nilai signifikansi 𝑝 = 0,030 (𝑝 ≤ 0,05)
pada kelompok kontrol dan 𝑝 = 0,006 (𝑝 ≤ 0,05) pada kelompok perlakuan. Hasil ini
berarti terdapat perbedaan bermakna antara kadar IFN-γ baik pada kelompok kontrol
maupun perlakuan dengan kelompok perlakuan lebih signifikan. Ketiga, menguji delta
kadar IFN-γ kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan
Independent T Test. Hasilnya didapatkan nilai signifikansi 𝑝 = 0,061 (𝑝 ≥ 0,05) yang
berarti perbedaan delta IFN-γ pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok
kontrol tidak bermakna. Kesimpulannya, pemberian kapsul ekstrak albumin ikan gabus
(Chana striata) dapat menurunkan kadar IFN-γ pasien tuberkulosis paru lebih
signifikan daripada kelompok kontrol namun perbedaan signifikansi tersebut tidak
bermakna jika dibandingkan dengan penurunan pada kelompok kontrol. | en_US |