PENGARUH KONSUMSI KOPI ROBUSTA (Coffea canephora) TERHADAP DAYA TAHAN OTOT DIUKUR DENGAN ONE MINUTE SIT UP TEST
Abstract
Minum kopi sudah menjadi kebiasaan sehari-hari bagi banyak orang, bahkan di beberapa negara minum kopi sudah menjadi tradisi. Lebih dari 400 miliar cangkir kopi dikonsumsi setiap tahun dan masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan meminum kopi satu sampai dua cangkir setiap harinya. Jika dulu kopi rata-rata digemari orang tua, kini peminum kopi terbanyak ialah orang berusia 18-39 tahun. Olahraga merupakan suatu kebutuhan bagi manusia. Salah satu komponen yang diperhatikan dalam olahraga adalah performa otot yang terdiri dari kekuatan otot dan ketahanan otot. Ketahanan otot adalah kemampuan kerja otot atau sekelompok otot dalam jangka waktu tertentu. Salah satu pengukuran daya tahan otot yang dapat dilakukan adalah sit up. Tes sit up ini khususnya untuk mengukur daya tahan otot pada otot perut. Akhir-akhir ini dalam dunia latihan kebugaran, para olahragawan sering mengonsumsi kopi untuk meningkatkan performa latihan dan menghambat terjadinya kelelahan. Di dunia perdagangan dikenal beberapa golongan kopi, tetapi yang paling sering dibudidayakan hanya kopi arabika, robusta, dan liberika. Diantara ketiga kopi tersebut, kopi robusta memiliki nilai kafein tertinggi.
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh konsumsi kopi robusta (Coffea canephora) terhadap daya tahan otot yang diukur dengan one minute sit up test. Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan individu dan masyarakat untuk lebih bijak dalam mengonsumsi kopi dengan kadar kafein tertentu dan meminimalkan dampak negatif yang timbul.
Jenis penelitian ini adalah uji klinis (clinical trial) yaitu penelitian dengan rancangan eksperimental terhadap manusia untuk membandingkan efek akibat intervensi antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah uji klinis rancangan silang (cross over design clinical trial). Penelitian ini dilakukan kepada mahasiswa Universitas Jember. Besar sampel dari penelitian ini adalah 30 mahasiswa yang dibagi menjadi dua kelompok secara acak dengan metode pengundian. Masing-masing kelompok terdiri dari 15 orang. Kelompok pertama adalah kelompok kontrol yang diberi plasebo yaitu diberi 20 ml perisa kopi moka dan 130 ml air, sedangkan kelompok kedua adalah kelompok perlakuan yang diberi 4 gram kopi robusta dan 150 ml air. Setelah periode washing out selama satu minggu, kedua kelompok saling bertukar peran kelompok kontrol akan menjadi kelompok perlakuan dan sebaliknya.
Hasil dari penelitian ini berdasarkan T-test yang dilakukan terhadap nilai rata-rata repetisi one minute sit up test setelah dilakukan pengukuran pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan diperoleh nilai p < 0,05, yaitu 0,000. Pada perbandingan tersebut artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata repetisi one minute sit up test kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hal ini karena kafein yang terkandung dalam kopi robusta meningkatkan cyclic 3’5’ Adenosine Monophosphate (c-AMP) dengan menghambat phospodiesterase di otot dan sel lemak. c-AMP dikenal efektif dalam mengontrol metabolisme glikogen dan lipolisis perifer. Kafein menghambat aktivitas cyclic nucleotide phosphodiesterase yaitu enzim yang membantu pemecahan c-AMP. Hal ini menyebabkan peningkatan lipolisis dengan meningkatkan kadar c-AMP sehingga terjadi peningkatan asam lemak selama latihan dan menyebabkan efek penghematan glikogen pada latihan daya tahan otot jangka panjang.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]