PENGARUH EKSTRAK DAN SERBUK MENTIMUN (Cucumis sativus) TERHADAP JUMLAH MAKROFAG PADA PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II B PADA TIKUS WISTAR
Abstract
Luka bakar merupakan salah satu trauma yang sering terjadi pada kehidupan
sehari-hari, baik karena kelalaian individu maupun sebagai kecelakaan massal.
Berdasarkan data terakhir, terdapat 265.000 kematian setiap tahun disebabkan oleh
luka bakar. Perawatan lokal luka bakar idealnya menggunakan bahan yang bertindak
sebagai antimikroba dan dapat bertindak juga sebagai antiinflamasi, serta
memberikan suasana moist sehingga akan mempercepat proses penyembuhan.
Perawatan luka bakar umumnya menggunakan krim topikal silver sulfadiazine (SSD)
atau krim gentamicin topical, tetapi ada kemungkinan kecil terjadi alergi dan
keracunan perak pada penggunaan SSD dan juga mulai muncul resistensi terhadap
penggunaan gentamicin. Ekstrak mentimun (Cucumis sativus) terbukti dapat
mempercepat proses epitelisasi dan kontraksi luka secara signifikan pada perawatan
luka sayat. Kandungan mentimun yang sesuai untuk dressing luka bakar meliputi air,
flavonoid, tanin, triterpen, saponin, vitamin A, C, K, karoten, dan zea xantin karena
memiliki sifat sebagai antimikroba, antiinflamasi, antioksidan, dan dapat memberikan
suasana moist pada luka bakar dan mampu mempercepat penyembuhan luka bakar.
Sedangkan kandungan yang diduga meningkatkan jumlah makrofag dalam
penyembuhan luka bakar adalah komponen antimikroba seperti flavonoid, tanin, dan
triterpen, serta agen keratolitik, yaitu asam salisilat dan asam glikolat. Penelitian ini
membuktikan pengaruh gel ekstrak mentimun (Cucumis sativus) dan gel serbuk
mentimun (Cucumis sativus) terhadap jumlah makrofag pada penyembuhan luka
bakar derajat II B tikus Wistar pada hari ke-3 dan ke-10.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]