SISTEM PENAMAAN DESA DI KECAMATAN TIRIS KABUPATEN PROBOLINGGO DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA
Abstract
Setiap wilayah di Indonesia memiliki sejarah atau cerita yang panjang dan
tentunya berbeda dengan wilayah yang lainnya. Perbedaan sejarah dan cerita dari
masing-masing daerah menyebabkan setiap daerah memiliki nama yang berbeda pula.
Cerita tersebut kemudian menjadi konsumsi bagi masyarakat setempat dan dijadikan
sebagai cerita rakyat. Jenis cerita rakyat antara lain, yaitu cerita tentang binatang,
cerita asal-usul, cerita pelipur lara, cerita jenaka dan lain sebagainya. Asal-usul
penamaan merupakan tradisi lisan yang berkembang di dunia dan sudah ada sejak
zaman dahulu.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif etnografi. Lokasi
penelitian ini di 16 desa yang berada di kecamatan Tiris kabupaten Probolinggo yaitu
desa 1) Andungbiru; 2) Andungsari; 3) Jangkang; 4) Pedagangan; 5) Pesawahan; 6)
Racek; 7) Ranuagung; 8) Ranugedang; 9) Rejing; 10) Segaran; 11) Tegalwatu; 12)
Tiris; 13) Tlogoargo; 14) Tlogasari; 15) Tulupari, dan; 16) Wedusan. Data dalam
penelitian ini berupa nama-nama desa yang terdapat di kecamatan Tiris kabupaten
Probolinggo, berbagai informasi yang berhubungan dengan asal-usul penamaan desa,
serta RPP mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA kelas X semester II. Data
dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data
didilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi temuan.
Hasil penelitian dibagi menjadi empat sub bab. Pertama, cerita asal-usul
penamaan desa yang meliputi nama berdasarkan latar perairan (hidrologis), latar lingkungan alam (biologis-ekologis), setting sejarah, cuaca, dan keadaan lingkungan.
Kedua, nilai budaya yang terkandung dalam cerita asal-usul penamaan desa, yang
meliputi nilai budaya berkaitan dalam (1) hubungan manusia dengan manusia, (2)
manusia dengan alam, (3) hubungan manusia dengan diri sendiri. Ketiga, fungsi yang
terkandung dalam cerita asal-usul penamaan desa di kecamatan Tiris kabupaten
Probolinggo yang meliputi fungsi sebagai bentuk mengungkapkan citra dirinya,
memancarkan wibawa dan prestasinya keluar dunia, sebagai bentuk kearifan dan
sebagai bentuk harapan-harapan. Keempat, pemanfaatan sistem penamaan desa di
kecamatan Tiris kabupaten Probolinggo untuk pembelajaran Bahasa Indonesia di
SMA yaitu dengan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk SK
memahami cerita rakyat yang dituturkan dan KD menjelaskan hal-hal yang menarik
tentang latar cerita rakyat yang disampaikan secara langsung dan atau melalui
rekaman.
Saran yang dapat diberikan adalah 1) Penelitian tentang cerita asal-usul
penamaan desa hanya terbatas di kecamatan Tiris saja karena terkendala waktu
penelitian. Berkenaan dengan hal tersebut, bagi peneliti selanjutnya yang sebidang
perlu diteliti lebih dalam mengenai cerita asal-usul penamaan desa di kecamatan
lainnya di kabupaten Probolinggo untuk mendapatkan cerita yang lebih variatif; 2)
Hasil penelitian tentang cerita asal-usul penamaan desa ini dapat dijadikan sumber
referensi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada SMA kelas X semester 2. Hal
ini sesuai dengan kurikulum KTSP pada Standar Kompetensi Mendengarkan, 13.
Memahami cerita rakyat yang dituturkan dan Kompetensi Dasar 13.2 Menjelaskan
hal-hal yang menarik tentang latar cerita rakyat yang disampaikan secara langsung
dan atau melalui rekaman; 3) Hasil penelitian tentang cerita asal-usul penamaan desa
dapat mengungkap adanya situs-situs bersejarah, hal ini dapat dijadikan salah satu
pertimbangan bagi dinas pariwisata untuk menjadikan desa-desa di kecamatan Tiris
sebagai salah satu tujuan wisata salah satunya candi Kedaton.